Jumat, 30 September 2011

MEREK-MEREK JAGOAN DI DAERAH



Selain produk yang berhubungan dengan indera penciuman dan pengecap, produk yang berhubungan dengan sentimen kedaerahan seperti koran memiliki merek-merek jagoan lokal yang menguasai pasar setempat. Siapa saja jagoan-jagoan tersebut? Ikuti hasil survei lembaga riset MARS berikut ini.

            Kalau Anda berkunjung ke daerah Semarang, dan kebetulan Anda seorang penikmat kopi, tuan rumah pasti akan dengan senang hati menghidangkan secangkir minuman kopi Tuguluwak panas kebanggaan masyarakat daerah ini. Begitu pula kalau Anda ke Medan, kopi Sidikalang akan menjadi oleh-oleh Anda untuk dibawa pulang. Cita rasanya yang sangat khas, sesuai taste lokal membuat merek-merek tersebut menjadi raja di pasar masing-masing daerah.
            Menurut hasil survei lembaga riset MARS—dalam rangka Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2004, di Semarang kopi Tuguluwak menguasai 42,71% pangsa pasar, menang telak dari merek-merek nasional seperti Kapal Api yang menguasai 26,72% pasar Semarang, Nescafe 10,5%, ABC 3,42%, Indocafe 2,35%, dan Torabika 3,07%.
            Demikian pula dengan kopi Sidikalang, market leader kopi di Medan dan sekitarnya ini menguasai 20,74% pangsa pasar, mengungguli merek nasional Kapal Api yang hanya kebagian 11,19% brand share, Nescafe 13,45%, ABC 0,6%, Torabika 2,93%, dan Indocafe 12,58%.
Survei itu menunjukkan bahwa kopi Sidikalang dan Tuguluwak benar-benar jagoan daerah karena di kota lain yang diriset—survei diselenggarakan di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan—brand share merek-merek itu 0%!
Selain kopi, beberapa kategori produk—pada umumnya yang berhubungan dengan indera pengecap dan penciuman, juga memiliki merek jagoan daerah. Brand share merek-merek itu di daerah lain mungkin tidak sampai 0%, tapi bisa disebut sangat kecil—sehingga mereka disebut jagoan di daerah tertentu.
Untuk produk kecap, misalnya, di Semarang ada merek Piring Lombok yang bersaing ketat dengan merek nasional Cap Bango dan ABC. Piring Lombok memang berada di urutan nomor dua setelah Cap Bango. Tapi jangan salah, merek yang telah diakuisisi Indofood ini berpotensi menyalip market leader di kota ini karena pangsa pasar yang dikuasainya berselisih sedikit saja dari Cap Bango. Menurut survei itu, brand share Cap Bango di Semarang mencapai 25,41%, sedangkan Piring Lombok 23,07%. Akan halnya Kecap ABC, brand share-nya pun tidak terlalu jauh bedanya, yaitu 21,59%. Jelas, Semarang menjadi ajang pertempuran bagi ketiga merek itu. Sementara itu, Kecap Indofood sendiri di daerah ini hanya menguasai share sebesar 6,36%.
            Masih di kategori kecap, di Bandung ada merek lokal yang mendapat brand share sebesar 3,38%, yaitu Cap Merak. Meskipun pangsanya jauh lebih kecil dari pangsa ABC yang menguasai 76,82% pasar Bandung, merek yang lahir pada 1936 ini pernah menjadi pemimpin pasar di Kota Kembang pada 1970-an sampai awal 1980-an. “Tapi makin ke sini kompetitor yang berskala nasional sangat gencar berpromosi. ABC menjadi saingan terberat kami,” kata Widodo Soekarso, direktur Firma Merak Food Industries Bandung, pemilik pertama merek Merak—sekarang merek itu dipakai oleh kelompok usaha lain, Firma Merak mengganti mereknya menjadi Borobudur.
            Sementara itu, di Surabaya ada jagoan lokal kecap Cap Jeruk, dan di Medan ada Cap Dua Angsa. Seperti halnya Cap Merak di Bandung, kedua merek ini pun kini kalah telak oleh kecap ABC yang menguasai 62,52% pasar kecap Surabaya dan 38,63 pasar Medan. Untuk catatan, kecuali di Semarang, ABC menjadi raja pasar di  empat kota yang disurvei.
            Untuk kategori bumbu instant, ada satu merek lokal yang tak terkalahkan oleh merek-merek nasional, yaitu brand Bamboe di Surabaya. Di kota ini, Indofood, Sajiku, dan Kokita kalah jauh dari Bamboe. Survei menunjukkan Bamboe menguasai 45,38% pangsa pasar, diikuti Indofood 22,52%, Sajiku 21,93% dan Kokita 8,26%.
            Sementara itu, di Medan ada merek lokal yang cukup eksis, yaitu Adabi, yang menguasai 11,21% pangsa. Namun secara keseluruhan, pasar Medan dikuasai oleh merek bumbu instant Sajiku (65,66%) dan Indofood (17,86%).
            Kategori produk suplemen penambah gairah juga memiliki merek lokal yang cukup eksis di daerah asalnya seperti Nyonya Meneer, Dua Tungkur, dan Jaya Dipa di Semarang masing-masing menguasai 5,22%, 4,99%, dan 4,76%--Jaya Dipa juga eksis di Surabaya dengan menguasai 5,19% pangsa. Sementara Aladina di Bandung menguasai 16,44% pangsa pasar. Secara umum pasar produk suplemen penambah gairah pria di masing-masing kota dikuasai oleh merek nasional Kuku Bima TL.
            Tidak hanya kategori produk makanan yang taste-nya bisa disesuaikan dengan lidah masyarakat setempat. Preferensi konsumen obat nyamuk bakar di beberapa tempat pun ternyata sangat khas—sehingga mendorong tumbuhnya jagoan merek lokal. Merek Kingkong, misalnya, sangat disukai oleh masyarakat kota Semarang dan sekitarnya sehingga menguasai 30,98% pangsa pasar di daerah ini. Kingkong bersaing ketat dengan merek nasional Baygon yang mengusai 39,39% pangsa pasar. Sedangkan Tiga Roda hanya berhasil mencuri 9,93% pangsa, Domestos Nomos 11,94%, dan Garuda 5,68%.
            “Aroma yang ditimbulkan dari King Kong sudah demikian lekat di hidung konsumen. Mereka merasa sreg dengan baunya. Selain itu, distribusi kami menjangkau seluruh pelosok Jawa Tengah, harga kami pun cukup bersaing,” kata Firmanto Untung Wardoyo, Manajer Marketing PT Mitamas Nusantara tentang kunci suksesnya menguasai Semarang dan sekitarnya.
            Di Surabaya dan Medan pun ada merek lokal obat nyamuk bakar yang cukup eksis. Zebra di kota buaya masuk dalam empat besar pemain obat nyamuk bakar (menguasai 7,29%) mengekor market leader Baygon (41,3%), Domestor Nomos (19,13%), dan Tiga Roda (14,46%). Sedangkan Mosfly di Medan berhasil mengambil 5,92% pangsa mengekor Baygon yang telak menguasai 63,85% pangsa, disusul Tiga Roda 17,6%, dan Domestos Nomos 9,14%.
            Seperti obat nyamuk bakar yang langsung menyentuh indera penciuman, kategori produk obat gosok pun memiliki jagoan merek di daerah. Balsem Avitson, misalnya, berhasil menjadi tiga besar pemain pasar obat gosok dengan menguasai 19,07% pangsa pasar, mengekor Balpirik (31,76%) dan Cap Lang (20,79%). Demikian pula dengan Balsem Cap Kaki Tiga, cukup disukai oleh konsumen di Medan (pangsa 17,56%).
            Sementara konsumen obat gosok di Semarang menyukai merek lokal Cap Dragon yang berhasil menguasai pangsa 5,33% di samping menyenangi merek nasional Balpirik yang menjadi market leader dengan pangsa 38,59%, Cap Lang (pangsa 27,35%), Rheumason (10,18%), dan Vick Vaporub (5,49%).
            Temuan yang unik terjadi di kategori produk sepatu olahraga. Meskipun kategori produk ini sama sekali tidak berhubungan langsung dengan indera penciuman (seperti yang terjadi pada obat nyamuk bakar dan obat gosok) dan indera pengecap (seperti yang terjadi pada kategori makanan)—indera penciuman dan pengecap bisa mempengaruhi preferensi masyarakat lokal—produk ini mempunyai merek unggulan di daerah.
            Contohnya, sepatu olahraga Spotec yang menjadi jagoan di Medan. Di kota lain brand share Spotec tidak lebih dari 5% (kecuali di Bandung yang mencapai 7,67%). Tapi di Medan, Spotec menjadi market leader dengan menguasai 31,21% pangsa pasar, mengalahkan merek global Adidas (29,12%), Nike (11,21), dan Eagle (12,43%).
            Sementara itu, untuk brand minyak goreng, meskipun di beberapa daerah ada merek lokal—seperti Salak di Surabaya, Palma di Semarang, Amanda di Bandung, Fortune di Medan, toh mereka tidak berhasil menguasai pasar di daerahnya. Pangsa mereka di masing-masing daerah tidak lebih dari 1%! Bisa dipahami, tidak ada jagoan lokal yang menguasai pasar minyak goreng di daerah tertentu karena produk ini tidak terlalu mempengaruhi rasa masakan/makanan.
Pasar minyak goreng di daerah pada umumnya dikuasai oleh brand nasional Bimoli. Merek keluaran grup Indofood ini hanya bersaing ketat dengan minyak goreng curah tanpa merek—khususnya di Medan yang 83,6% pasar didominasi oleh minyak goreng tanpa merek.
            Selain produk yang berhubungan dengan indera penciuman dan pengecap, produk yang berhubungan dengan sentimen kedaerahan seperti media—khususnya koran—memiliki merek jagoan lokal. Meskipun media nasional seperti Kompas sudah menyebar ke berbagai kota yang disurvey, media daerah yang sangat kental dengan muatan lokalnya tetap berkibar dan mendominasi pembaca di masing-masing daerah.
Pembaca di Medan dikuasai oleh Pos Metro dan Waspada yang masing-masing menguasai 39,3% dan 32,7% pangsa pasar—Kompas di sini hanya kebagian 3,6% brand share. Di Surabaya ada Jawa Pos yang menguasai 72,4% pangsa pasar, diikuti oleh Memorandum dengan brand share 12,6%. Kompas di kota buaya ini hanya kecipratan share sebesar 2,25%.  Di Semarang pembaca telak dikuasai oleh Suara Merdeka (75,1%). Kompas di sini hanya kebagian 4,8%. Di Bandung Harian Pikiran Rakyat merajalela dengan pangsa 67%, diikuti oleh saudara kandungnya Gala Media (14,4%). Karena secara geografis letaknya berdekatan dengan ibukota Jakarta tempat di mana Kompas berasal, share Kompas di Bandung lebih besar ketimbang di daerah lain, yaitu mencapai 10,1%.
Pengamat pemasaran Sunarto Ciptoharjono dari konsultan pemasaran MarkPlus&Co mengatakan bahwa jagoan-jagoan merek lokal tersebut berhasil menguasai pasar daerah karena mereka mewakili selera lokal. Ditambah lagi, kata business analyst MarkPlus ini, mereka secara konsisten menjaga kualitas produk dan ketersediaannya di pasar. 
Namun demikian, lanjutnya, tidak mentang-mentang hanya sesuai dengan selera lokal lalu mereka tidak bisa menjadi merek nasional. Karena faktanya, kata Sunarto, sebagian besar merek yang sekarang menguasai pasar nasional pun—kecuali produk multinasional—berasal dari merek yang berkembang di daerah tertentu seperti rokok Djarum, Bentoel, Gudang Garam, jamu Air Mancur, Sidomuncul dan Jamu Jago. “Mereka kemudian bisa menciptakan standard taste yang disukai lebih banyak orang—sehingga mereknya menasional,” katanya.
Namun untuk melakukan ekspansi ke pasar nasional upayanya memang yang tidak mudah. Selain memerlukan kecakapan dalam mengelola pasar dalam skala yang lebih luas, juga diperlukan modal yang tidak sedikit. “Dibutuhkan sedikitnya Rp 8 miliar untuk dua tahun ekspansi—tergantung besrnya proyeksi penjualan,” kata pengamat pemasaran dan distribusi Yadi Budhi Setiawan.
Biaya sebanyak itu, katanya, diperlukan untuk membiayai iklan atau promosi di above the line sekitar 15%-25% dari jumlah proyeksi penjualan, untuk pengembangan distribusi—karena para distributor harus diberi 10%-15% gross margin untuk setiap produk yang dijual, dan untuk trade marketing 3%-5% dari net sales. “Ini belum lagi untuk biaya general & admin yang bisa saja membengkak 25%-50% dari biaya saat belum berkembang—karena harus menggaji lebih banyak orang dan lebih qualified.”
Dengan biaya sebesar itu, tidak heran mereka cenderung berhati-hati melakukan ekspansi ke daerah lain. Bahkan beberapa merek cenderung puas menjadi jagoan lokal saja. Mengapa demikian, padahal potensi yang bisa diraih dengan melakukan ekspansi sangat besar. Bisa jadi mereka tidak cukup kuat menghadapi berbagai risiko yang menghadang. Seperti yang dialami oleh pemilik lama merek kecap Piring Lombok yang berambisi menjadi pemain nasional dengan menggandeng Indofood.
Ceritanya, setelah aliansi tersebut, Lenawati dan suaminya Hadisiswanto, pemilik lama Kecap Piring Lombok, tersingkir dari perusahaan yang didirikan dan dibesarkannya. Ekspansi tersebut membutuhkan suntikan modal yang besar terutama untuk biaya distribusi dan promosi. Tahun pertama ekspansi, kata Lenawati seperti dikutip sebuah tabloid ekonomi, perusahaan terus merugi. Sebagai salah satu pemegang saham, Lena dan Hadi harus menyuntikkan modal lagi. Melihat kerugian yang terus berlanjut, Lena tidak tahan. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Lena memutuskan untuk keluar dari aliansi. Dia kemudian mendirikan merek kecap Sukasari yang hanya bermain di pasar lokal. @

 Jakarta, 6 Agustus 2004

  Tabel 1. Brand Share Produk Kecap

Total
 Jakarta
 Bandung
 Semarang
 Surabaya
 Medan
ABC
60.82
66.32
76.82
21.59
62.52
38.63
Cap Bango
21.09
25.97
12.17
25.41
14.74
15.29
Indofood
2.97
1.3
4.98
6.36
3.24
5.7
Piring Lombok
2.68
0.14
0.14
23.07
4.88
0
Nasional
1.99
3.76
0
0.22
0
0.22
Bulan Atom
0.02
0
0
0
0.14
0
Dua Angsa
1.49
0
0
0
0
14.5
Cap Jeruk
1.27
0
0
0
7.67
0
Mirama
0.64
0
0
8.32
0
0
Kakap
0.61
0
0
7.84
0
0
Cap Merak
0.46
0
3.38
0
0
0
Cap Orang Jual Sate
0.32
0.28
0
0
1.04
0
Cap Korma
0.27
0.38
0
0
0.14
0.56
Laron
0.26
0
0
0
1.58
0







Total
 Jakarta
 Bandung
 Semarang
 Surabaya
 Medan
Kapal Api
49.76
60.62
58.54
26.72
34.44
11.19
Nescafe
9.37
7.83
3.63
10.5
16.85
13.45
ABC
8.92
8.05
16.62
3.42
11.1
0.6
Torabika
6.85
8.23
12.75
3.07
0.83
2.93
Tanpa Merek
5.11
1.14
1.52
0
11.71
31.16
Indocafe
3.93
3.97
3.8
2.35
0.89
12.58
Tuguluwak
3.13
0
0
42.71
0
0
Cap Ayam Merak
2.52
4.68
0
0
0
0
Ya !
2.3
0
0.3
0
13.22
0
Sidikalang
1.52
0
0
0
0
20.74
Kopi Mix
1.12
0.33
0.66
9.02
0.75
0.86
Cap Gelatik
0.74
0
0
0
4.31
0
Cap Singa
0.66
0.33
0.31
0.3
2.27
0.42
Biskota
0.6
1.11
0
0
0
0
Tabel 2. Brand share kopi bubuk


Tabel 3. Brand Share Bumbu Instant


Total
 Jakarta
 Bandung
 Semarang
 Surabaya
 Medan
Indofood
41.02
47.35
58.22
37.79
22.52
17.86
Sajiku
24.12
22.02
9.65
38.09
21.93
65.66
Kokita
13.66
13.93
20.95
24.12
8.26
4.22
Bamboe
10.66
1.12
1.11
0
45.38
0
Maggi
4.11
5.65
7.01
0
0.81
0
Tanpa Merek
1.27
2.27
0
0
1.1
0
Gaga
1.02
2.24
0
0
0
0
Adabi
0.98
0
0
0
0
11.21
Kobe
0.6
1.12
0
0
0
1.05
CIP
0.51
1.12
0
0
0
0
Duta
0.48
1.06
0
0
0
0
Royco
0.48
1.06
0
0
0
0
Knorr
0.48
1.06
0
0
0
0
Lainnya
0.6
0
3.06
0
0
0
Total
100
100
100
100
100
100



  Tabel 4. Brand Share Obat Nyamuk Bakar


Total
 Jakarta
 Bandung
 Semarang
 Surabaya
 Medan
Tiga Roda
15.16
15.58
15.33
9.93
14.46
17.6
Baygon
58.71
64.41
66.29
39.39
41.3
63.85
Domestos Nomos
13.02
13.14
12.1
11.94
19.13
9.14
Garuda
4.89
6.13
3.72
5.68
5.21
2.76
Kingkong
3.19
0
0.38
30.98
0.33
0
Zebra
1.1
0
0
0
7.29
0
Mosfly
1.05
0
0
0
0
5.92
Cap Kuda
0.81
0
0
0
5.38
0



 





 Tabel 5. Brand Share Pembaca Koran


Total
 Jakarta
 Bandung
 Semarang
 Surabaya
 Medan
Kompas
21.9
32.5
10.1
4.8
2.2
3.6
Pos Kota
20.9
33.8
0
0
0.4
0.6
Jawa Pos
10.9
0.1
0
6.2
72.4
0
Pikiran Rakyat
6.5
0.4
67
0
0
0
Suara Merdeka
5.1
0.7
0.3
75.1
0
0
Pos Metro
4.4
1.6
1.3
0.6
0.2
39.3
Media Indonesia
4.1
6.4
0.6
0.6
0
0.4
Lampu Merah
4
6.1
1.8
0
0.3
0
Waspada
2.7
0
0
0
0
32.7
Republika
2.6
4
0.7
0.9
0
1
Berita Kota
2.4
3.9
0
0
0
0
Memorandum
1.8
0
0
0
12.6
0
Gala Media
1.4
0.1
14.4
0
0
0
Suara Pembaruan
1.4
2.2
0
0
0
0
Surya
1.3
0
0
0
9.2
0
Analisa
1
0
1
0
0
11.2
Indopos
1
1.6
0
0
0
0
Koran Tempo
0.8
1.4
0
0
0
0
Rakyat Merdeka
0.7
1.2
0.3
0
0
0
Sinar Pagi
0.5
0.9
0
0
0
0
SIB (Sinar Indonesia Baru )
0.5
0
0
0
0
5.9
Sinar Harapan
0.4
0.7
0
0
0
0
Wawasan
0.4
0
0
6.5
0
0
Metro Bandung
0.4
0.3
2.1
0
0
0
Medan Pos
0.3
0
0
0
0
4.3
Meteor
0.3
0
0
4.8
0
0.2










Tabel 6. Brand Share Suplement Penambah Gairah Pria


Total
 Jakarta
 Bandung
 Semarang
 Surabaya
 Medan
Kuku Bima TL
53.19
56.55
43.78
49.19
34.21
67.54
Irex
11.4
12.42
8.99
10.44
9.02
11.2
Pilkita
9.06
9.99
24.28
4.88
3.83
0
Sehat Lelaki Air Mancur
7.58
9.62
0
4.76
8.92
3.12
Hemaviton Action
3.34
0
0
4.88
21.09
2.8
Neo Hormoviton
2.27
0
0
5.66
8.32
7.35
Nyonya Meneer
1.79
1.68
0
5.22
3.15
0
Aladina
1.51
0
16.44
0
0
0
Strong Pas
1.18
1.96
0
0
0
0
Jaya Dipa
1.01
0
0
4.76
5.19
0
Dua Tungkur
0.66
0
0
4.99
0
2.66
Cap Jago
0.4
0
0
0
3.15
0
Jamu Esha
0.4
0
0
0
3.13
0
Viagra
0.39
0
0
5.22
0
0
Lainnya
5.84
7.78
6.51
0
0
5.32
Total
100
100
100
100
100
100



Tabel 7. Brand Share Obat Gosok


Total
 Jakarta
 Bandung
 Semarang
 Surabaya
 Medan
Cap Lang
42.29
46.32
53.83
27.35
43.25
20.79
Balpirik
25.67
21.4
28.58
38.59
26.66
31.76
Rheumason
9.82
13.27
3.38
10.18
8.59
0.9
Vick Vaporub
4.53
5.34
3.84
5.49
4.23
0.87
Balsem Cap Kaki Tiga
4.09
2.91
1.12
1.26
2.75
17.56
Tjin Tjau Balsem
2.76
3.92
0.72
3.16
1.79
0.25
Balsem Avitson
2.76
1.13
1.26
0
0
19.07
Cap Kapak
2.09
1.68
1.36
3.94
4.05
0.36
Lion Head Balsem
1.48
1.03
0
0.52
4.38
1.51
Counterpain
0.79
0.65
1.51
0.78
1.29
0
Cap Dragon
0.5
0
0
5.33
0
0.29
Gandapura
0.37
0.31
0
0
0.55
1.09
Cap Gajah
0.36
0
0
1.54
1.38
0
Tiger Balm
0.34
0.34
0.81
0.74
0
0
Tarason
0.27
0
2.41
0
0
0
Minyak Angin Dewi Tunjung
0.27
0
0
0
0
2.51




Tabel 8. Brand Share Sepatu Olahraga


Total
 Jakarta
 Bandung
 Semarang
 Surabaya
 Medan
Adidas
23.67
27.69
23.94
12.74
12.09
29.12
Nike
14.32
16.88
15.85
3.76
9.92
11.21
Eagle
10.37
8.32
11.88
14.17
13.25
12.43
Bata
6.96
8.58
1.55
6.78
9.96
0.72
Reebok
6.89
7.5
10
4.32
4.69
2.09
Spotec
6.31
3.45
7.67
4.32
4.84
31.21
Kasogi
3.96
3.57
0.48
2.42
11.1
0.72
Specs
3.56
3.92
3.5
1.22
4.25
1.67
Loggo
2.83
1.93
1.96
10.43
4.16
1.2
Puma
2.74
2.07
6.46
0.6
1.5
3.94
Piero
2.21
1.43
0.95
7.9
3.53
2.65
New Era
2.03
1.88
0.39
6.03
3.38
0
Fila
1.8
2.11
2.91
1.77
0.37
0
Converse
1.22
1.27
2.03
0.59
0.99
0
Pro Att
1.09
1.2
0.76
2.41
0.97
0
Warrior
1.03
1.25
2.11
0
0
0
Precise
1
0
0
6.09
3.69
0
North star
0.77
1.2
0
0
0.81
0
Tens
0.57
0
0.86
3.65
1.12
0









Tabel 9. Brand share Minyak Goreng


Total
 Jakarta
 Bandung
 Semarang
 Surabaya
 Medan
Tanpa Merek
37.26
30.9
38.99
38.1
22.38
83.6
Bimoli
36.78
40.39
38.87
32.72
46.56
7.42
Filma
11.81
11.84
10.96
10.43
19.32
3.11
Tropical
6.14
9.33
2.28
3.67
3.91
1
Sania
4.1
4.29
5.54
6.52
1.94
3.12
Kunci Mas
1.29
0.92
1.2
5.35
1.58
0.14
Cap Sendok
0.33
0.28
0
0.45
0.58
0.52
Sunrise
0.33
0.43
0
0.9
0
0.34
Ikan Dorang
0.27
0
0
0.24
1.58
0
Barco
0.24
0.38
0
0.22
0
0.18
Camar
0.19
0.32
0
0
0.15
0
Simas
0.15
0.29
0
0
0
0
Vetco
0.13
0.13
0.27
0
0.15
0
Tropicana Slim (Corn oil)
0.12
0
0.16
0.22
0.52
0
Dorangmas
0.12
0
0.28
0
0.49
0
ABC
0.1
0.16
0
0.26
0
0
Fortune
0.08
0
0.22
0
0
0.42
Santa
0.07
0
0.27
0.24
0
0.13
Askolina
0.06
0
0.43
0
0
0
Avena
0.05
0
0.28
0.22
0
0
Salak
0.04
0
0
0
0.25
0
Amanda
0.04
0
0.27
0
0
0
Chef's Pride
0.02
0
0
0
0.15
0
Palma
0.02
0
0
0.22
0
0
Lainnya
0.27
0.34
0
0.24
0.43
0
Total
100
100
100
100
100
100