Minggu, 18 September 2011

Consumer 2011

Pengecer dan produsen harus memfokuskan perhatian mereka pada anak muda, menikah, dan  profesional perkotaan. Bagaimana karakteristik pasar potensial ini?

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan pendapatan per kapita penduduk Indonesia di 2010 lalu bakalan naik menjadi US$ 3.000, dari US$ 2.590,1 di 2009. Kesenjangan antara kekayaan dengan pendapatan (koefisien gini) penduduk di Indonesia juga turun dari 0,37 pada 2007 menjadi 0,33 pada 2010. ”Penurunan itu sejalan dengan meningkatnya perbaikan pendapatan di golongan menengah," kata Kepala BPS Rusman Heriawan.

Ketika China mencapai pendapatan per kapita setinggi itu, terjadi revolusi konsumen dengan kecenderungan homogen yang kuat. Revolusi ini saat ini masih terus berlangsung. Yang pertama adalah kelahiran kelas menengah baru. Kedua, konsumsi yang berorientasi kepada masa depan anak. Ketiga, investasi yang tinggi untuk pendidikan, dan keempat, revolusi kekuatan konsumen yang ditandai dengan makin tingi tuntutan dan kritisnya konsumen (Wang Jianping, 2010).


Begitu pendapatan naik, konsumen China menggabungkan antara selera dan keinginan kuat untuk berhemat. Dalam laporan studinya tahunannya, 2010 Annual Chinese Consumer Study: Trading up or trading off? Chinese consumers become increasingly pragmatic: McKinsey Insights China, August 2010, dilaporkan bahwa Semakin tinggi pendapatan, menurut survey yang dilakukan McKinsey yang melibatkan 15.000 konsumen China  di 49 kota, konsumen di daerah perkotaan mencari sesuatu yang lebih seperti membeli barang-barang yang sebelumnya disasarkan untuk orang kaya di sudut lain dunia. Begitu kekayaannya tumbuh, pembelanja berburu barang bermerek dan berkualitas tinggi.  

Pembelian barang-barang berkualiats tinggi (dan sudah tentu lebih mahal) tersebut berkembang  dan sering diaktifkan oleh kenaikan dalam membeli secara kredit. Di sisi lain, konsumen di Cina juga mengalami apa yang disebut dengan “trading off” yang berarti untuk mendapatkan barang-barang berkualitas tinggi tersebut, mereka mengurangi belanja untuk keperluan atau tempat lain.  Berdasarkan survey tersebut, fenomena ini terjadi di lebih dari 50% responden.

Produk-produk yang mengalami trading up tersebut, meliputi sekitar 80 persen untuk  pakaian, sepatu, dan aksesori.  Kalau sebelumnya, permintaan produk-produk itu datang  dari orang China berpenghasilan tinggi yang  "fashionista", kini permintaan itu juga dating dari konsumen yang berpenghasilan mengengah ke bawah.
Karakteristik dan perilaku konsumen kelas menengah perkotaan adalah terjadinya transformasi dan konsumsi kebutuhan untuk hidup ke kebutuhan konsumsi non-esensial. Kemajuan ini berkelanjutan dengan ditandai oleh terjadinya rasionalisasi dalam konsumsi untuk leisure: pilihan terbatas dan kesederhanaan, konsumsi semakin terjadi diversifikasi dan berkembang terus-menerus. Bagian investasi juga meningkat. Waktu luang konsumsi: dibatasi oleh waktu dan energi, individualisme dan penampilan kelas berbasis pola konsumen, inovatif dan konsep konsumen rasional.

Dibandingkan dengan kelas sosial utama lainnya, kelas ini melihat pekerjaan sebagai ekspresi dia dalam memainkan peran utama dalam interaksi sosial. Teman adalah mereka yang bekerja di tempat kerja yang sama atau yang mempunyai kesamaan profesi. Mereka juga lebih aktif dalam kegiatan amal dibandingkan dengan kelompok lannya, walaupun kegiatan tersebut tidak selalu menjadikan orang miskin sebagai target kegiatan ereka. Waktu menonton TV mereka juga lebih rendah dibandingkan kelompok sosial yang lain. Mereka lebih menyukai merek yang memiliki prestise, cenderung  menghabiskan waktu dengan "cita rasa atau selera yang baik." Mereka juga sering maelakukan travelling karena tingkat penghasilannya yang tinggi.

Kelas ini dalam mengkonsumsi produk lebih kompromis, termasuk dalam memenuhi kebutuhannya yang cenderung menyukai merek bergengsi. Karena itu -- dalam penelitiannya di Jepang -- Helge Fluch, peneliti dari University of Munich, kelas ini memilih merek yang masuk dalam kategori mewah namun massal. Mereka cenderung terpengaruh oleh kepemimpinan sosial, dan membeli produk mewah trendconformist. Disini pertimbangan harga dan lokasi menjadi penting.

Rempoa, 01 - 01 - 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar