Jumat, 06 Januari 2012

11 Kasus PR Terheboh 2011




Sepanjang 2011, MIX mencatat beberapa kasus Public Relations terheboh yang mengancam reputasi citra perusahaan, individu, atau badan Pemerintah.

Akibat kasus penggelapan dana yang dilakukan karyawannya sendiri, Citibank harus menerima sanksi dari Bank Indonesia berupa larangan menerima nasabah baru bagi layanan Prioritas selama setahun. Sialnya, hal ini diperparah dengan kasus tewasnya nasabah kartu kredit akibat ulah debt collector, sehingga otoritas pengawas perbankan Bank Indonesia juga memberikan sanksi berlapis yang melarang Citibank untuk menggunakan jasa penagihan piutang kartu kredit selama dua tahun serta larangan menerbitkan kartu kredit baru selama dua tahun.
Situasi ini jelas menimbulkan kerugian besar bagi bisnis bank asing terkemukan itu di Indonesia, terutama jika elemen reputasi ikut diperhitungkan. Bagi perusahaan, badan Pemerintah, atau individu, reputasi sangat penting. Bila reputasi jatuh, dibutuhkan sumber daya yang lebih besar untuk memulihkannya.
Sepanjang 2011, MIX mencatat beberapa kasus PR terheboh yang mengancam reputasi citra perusahaan, individu, atau badan Pemerintah, termasuk kasus yang melibatkan Citibank tersebut. Di bawah ini 11 diantaranya.


  1. Industri Telko dan Isu Pencurian Pulsa
Isu pencurian pulsa sejatinya mulai merebak sejak 2010 ketika YLKI menerima 101 pengaduan dari masyarakat dimana hampir separuhnya merupakan keluhan pengambil pulsa. Namun baru pada penghujung 2011, isu penyedotan pulsa ini masuk ke dalam tahap krisis PR yang melanda semua operator.
Dalam kasus ini, hampir semua operator seluler Indonesia terlibat seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Axis Telecom, Hutchison, dan Bakrie Telecom. Kasus sempat memburuk ketika para operator seluler tersebut dianggap saling melempar kesalahan dengan content provider dan dipercaya telah melakukan penipuan kepada konsumen. Konsumen bahkan berusaha melawan para operator dengan menggelar kampanye mematikan telepon seluler selama dua jam pada Sabtu, 15 Oktober 2011.
Beberapa upaya penyelesaianpun diambil. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) berusaha menindaklanjuti kasus ini bersama dengan Badan Regulator Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Operator seluler juga mengambil langkah-langkah pemulihan citra masing-masing, sampai akhirnya Pemerintah turun tangan melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika. Isu penipuan mulai berangsur-angsur berkurang, terlebih ketika pemerintah melarang operator berbisnis dengan 60 content provider yang sudah di-black list. Untuk melengkapi pemulihan citra ini, operator akhirnya mengembalikan uang dari hasil 'penyedotan' pulsa pelanggannya yang nilainya hampir mencapai Rp 1 Miliar.


  1. Angelina Sondakh  dan “Inisial BS”
Nama Angelina Sondakh sering disebut-sebut terkait dengan kasus suap wisma atlet SEA GAMES, yang mengemuka sepanjang 2011. Sampai saat ini status Angelina adalah saksi dengan tersangka  M. Nazarudin. Politisi inilah yang berulang kali menyebut bahwa Angelina berperan penting dalam kasus yang bisa merusak citranya ini.
Mantan Putri Indonesia ini terkesan santai menjaga reputasinya. Ia kelihatan sangat yakin bahwa citranya bersih dari skandal korupsi. Bahkan, ketika kasus ini belum selesai, Angelina ditengarai memiliki hubungan asmara dengan salah seorang penyidik KPK yang berinisial BS yang membuat sang penyidik dikembalikan ke kepolisian.

3. Recovery “Jangka Panjang” Citibank
Dua kasus yang menimpa sekaligus Citibank menyiratkan perlunya perbaikan sistem internal di bank asing tersebut. Apalagi strategi PR recovery yang dilakukan Citibank terhitung kurang intensif, menyusul minimnya pernyataan Citibank di media massa. “Kami tidak bisa berkomentar banyak sampai kasusnya selesai,” kata Ditta Amahorseya, Country Head of Corporate Affairs Citibank kepada MIX dalam wawancara beberapa lama berselang.
Tapi, belum ada kepastian kapan kasus ini bisa dianggap ini selesai. Melinda Dee, terdakwa kasus pencucian uang dan tindak pidana perbankan—yang dianggap sudah mencoreng reputasi Citibank, baru menjalani sidang perdana pada 8 November lalu. Setelah wanita berdarah Aceh tersebut, polisi juga telah menetapkan tiga tersangka baru pada awal Desember lalu. Sementara itu, untuk kasus yang menimpa debt collector-nya, sampai saat ini juga masih berjalan di persidangan.
Menurut Presiden Direktur Fortune PR, Citibank menghadapi tantangan yang tidak mudah. “Citibank perlu memperbaiki sistemnya, dan sebagai upaya recovery, masyarakat perlu tahu kalau perbaikan itu sudah dilakukan.”


4.     Delay Lima Jam Garuda Indonesia
Berambisi menjadi maskapai penerbangan dengan reputasi zero delay, Garuda Indonesia justru beberapa kali menuai protes penumpang yang kesal dengan penundaan penerbangan selama berjam-jam. Terakhir, delay dialami oleh penumpang Garuda Indonesia tujuan Yogyakarta pada akhir November lalu. Calon penumpang harus terlunta-lunta di Bandara Soekarno- Hatta selama lima jam sebelum akhirnya diberangkatkan.
Beberapa sumber menyebutkan, Garuda awalnya tidak menunjukkan itikad baik untuk menenangkan penumpang yang kesal, sebelum akhirnya memberikan kompensasi sebesar Rp 300 ribu/ penumpang. Untuk kasus delay ini, Garuda menyebut cuaca buruk sebagai penyebabnya. Pesawat yang dijadwalkan berangkat pukul 17.00, awalnya diinformasikan akan ditunda sampai pukul 20.00. Namun, pesawat baru benar-benar berangkat pada pukul 22.45, mengangkut para penumpang yang kecewa.
Pada kasus penundaan lain seperti yang terjadi di Bandara Sultan Iskandar Muda, September lalu, Garuda menyebut gangguan pada sistem hidrolik sebagai biang keladinya. Garuda meredam krisis dengan menginapkan seluruh penumpang di Banda Aceh, dan menawarkan jadwal penerbangan lain.
Sementara itu, pada kesempatan lain, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan bahwa pihaknya bisa memahami jika jadwal penerbangan tertunda karena faktor cuaca yang tak bisa diantisipasi manusia. “"Kalau keterlambatan karena perawatan mesin atau operasional ini menunjukkan kualitas pelayanan maskapai," ujarnya.

5.     Lion Air: Late is Our Name?
Karena seringnya mengalami keterlambatan penerbangan, Lion Air beroleh akronim baru: Late Is Our Name. Sindiran ini kerap terdengar dari obrolan di media-media sosial yang menyinggung maskapai penerbangan swasta nasional ini.
Kenyataannya, seperti yang dikutip dari situs berita online, penumpang pesawat Lion Air seakan sudah terbiasa mengalami penundaan penerbangan. “Bahkan hampir dalam setiap penerbangan selalu terjadi delay,” kata seorang penumpang kepada Okezone, belum lama berselang.
Mengenai penyebabnya, pihak Lion Air menyebut beberapa hal termasuk jadwal kru yang bermasalah, cuaca buruk, sampai permasalahan yang bersifat teknis. Sumber menyebutkan permasalahan delay penerbangan Lion Air ini telah disoroti sejak lama oleh Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Sementara itu, Direktur Utama Lion Air Edward Sirait menyebut bahwa pihaknya selalu memperlakukan penumpang sesuai dengan Keputusan Menhub (KM) No. 25 tahun 2010. Peraturan tersebut mewajibkan maskapai untuk memberikan makanan saat penumpang sedang menunggu, termasuk menginapkan penumpang bila pesawat terbang ditunda sampai hari berikutnya.

6.     Heboh Blackberry Setengah Harga
Maksud hati membuat sebuah acara penjualan perdana sukses, namun apa daya, event yang digelar Blackberry pada akhir November lalu ini malah menuai kekisruhan. Tidak hanya membuat Kapolsek  Kebayoran Baru dicopot, tapi peristiwa ini juga menyeret beberapa pihak di belakang penyelenggaraan acara ini ke ranah hukum. Tidak tanggung-tanggung, kasus ini menyeret Presiden Direktur RIM Indonesia Andy Cobham menyusul penetapan tiga orang lainnya sebagai tersangka. Mereka berasal dari event organizer, pihak pengelola venue mal Pacific Place, dan konsultan keamanan yang ditunjuk RIM.
Bagaimana RIM bisa menyelenggarakan acara yang berujung kekisruhan menjadi pertanyaan banyak pihak, termasuk Humas Kementerian Komunikasi dan Informasi Gatot Dewobroto. “Jangan karena dinilai sebagai pasar yang captive, RIM bisa menjadi sembarangan,” kata Gatot kepada media. Sebelumnya, merek-merek seperti Samsung dan Esia juga pernah mengadakan penjualan perdana dengan diskon, namun tidak berujung dengan kekacauan.
  
7.     “Charity Settingan” TV One
Kasus ini mencuat setelah aktivis kemanusiaan Valencia Mieke Randa diundang oleh sosialita Fifie Buntaran untuk menghadiri acara amal di sebuah hotel pertengahan November lalu. Acara tersebut seharusnya dimaksudkan untuk menolong seorang anak bernama Nando yang menderita gagal ginjal. Acara dikemas sebagai malam lelang gaun-gaun yang ditampilkan dalam acara charity fashion show dan berhasil mengumpulkan dana ratusan juta rupiah.
Masalah muncul ketika di akhir acara, Valencia tidak menerima dana apapun, bahkan penggiat BloodForLife itu diberikan informasi bahwa acara itu hanya rekayasa. Valencia yang kecewa semakin kecewa, ketika melihat tayangan acara malam itu di TVOne.  Dia kemudian mengekspresikan kekecewaanya di jejaring sosial Twitter.
Yang terjadi kemudian adalah opini publik terbentuk terhadap reputasi Fifie Buntaran sekaligus kredibilitas TVOne sebagai stasiun TV berita. Komisi Penyiaran Indonesia menuduh TVOne melakukan rekayasa, sebuah tuduhan yang kemudian ditangkis TVOne. Bahkan TVOne, melalui GM Internal Affair-nya Toto Suryanto menyatakan tidak akan meminta maaf terkait dengan tayangan tersebut.  Sementara itu, Fifie Buntaran yang merasa citranya dicemarkan dalam peristiwa ini belakangan menunjuk seorang pengacara untuk menggugat TVOne dan memulihkan reputasinya.

8.     Kisruh Tak Berujung PSSI
Prestasi sepakbola Indonesia yang sedang menanjak ternyata tidak berjalan linier dengan citra induk organisasi yang menaunginya. Sebab belum enam bulan sejak Kongres Luar Biasa PSSI untuk menggantikan  kepemimpinan Nurdin Halid berlalu, kisruh kembali terjadi. Kali ini ada tuntutan untuk membuat KLB PSSI yang diminta oleh pihak-pihak yang dulunya menjatuhkan Nurdin Halid dan menunjuk Djohar Arifin sebagai penggantinya. Alhasil, PSSI-pun kerap dicitrakan secara negatif.
Entah apa yang terjadi di tubuh PSSI, namun dualisme kompetisi sepakbola yang terjadi di Indonesia juga tidak terselesaikan. Bahkan hal ini membuat organisasi sepakbola dunia, FIFA turun tangan. Juru Bicara PSSI, Edi Elison, mengungkapkan FIFA mendesak PSSI menyelesaikan dualisme ini melalui surat resmi FIFA yang diterima PSSI pada  22 Desember 2011.
Anehnya, terjadi perubahan pada badan yang dianggap sah menggelar kompetisi sepakbola di Indonesia. Dulu, Indonesia Super League (ISL) merupakan badan yang diakui PSSI. Namun saat ini posisinya terbalik. "Tiba-tiba, barang yang dari dulu halal menjadi haram. Yang dulu legal jadi ilegal dan sebaliknya. Ini aneh," komentar anggota Komisi X DPR RI, Deddy Gumelar.

9.     Ancol dan Isu Keselamatan
Tahun 2011 Ancol sempat terkena isu masalah keselamatan ketika dua wahananya mengalami permasalahan yang mengakibatkan kecelakaan, yaitu Tornado dan Atlantis. Tornado mengalami macet pada Juli 2011, saat menerbangkan 15 pengunjung, namun berhasil dilakukan evakuasi. Peristiwa macetnya Tornado ini sempat ramai diperbincangkan meski kemudian media-media menulis bahwa peristiwa ini terjadi semata karena kesalahan teknis, dan bukan karena kelalaian.
Namun, pada September kecelakaan terjadi di Atlantis Water ketika hiasan wahana tersebut ambruk. Peristiwa ini menyebabkan empat pengunjung terluka. Berita beredar pertama kali di Twitter saat ada yang men-share foto rubuhnya papan seluncuran tersebut. Bahkan peristiwa ini juga sempat mengundang komentar dari Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo.
Menanggapi kejadian ini, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi langsung menyatakan permohonan maafnya kepada pengunjung Atlantis Water Adventure. Pengunjung yang terluka ditangani di rumah sakit, dengan biaya pengobatan ditanggung oleh pihak Ancol. Bahkan para korban ini kemudian diberikan perlakukan khusus berupa tiket gratis masuk Ancol selama setahun penuh.

10.  Freeport dan Isu Eksploitasi
Aksi mogok karyawan Freeport yang telah berlangsung selama tiga bulan (September-Desember 2011), membuat citra korporat perusahaan tambang dunia tersebut tercederai. Publik melihat Freeport sebagai perusahaan yang mengeksploitasi tenaga kerja Indonesia dengan memberlakukan standar gaji yang lebih rendah dibandingkan tenaga kerja asingnya. Isu lain juga muncul seperti eksploitasi sumber daya alam dan fakta bahwa pembayar pajak terbesar di Indonesia itu memberikan dana hingga 14 juta dolar AS kepada aparat untuk mengamankan aset mereka di Papua.
Aksi mogok yang diikuti 6.000 karyawan atau 90% dari total karyawan Freeport ini, sayangnya berjalan ricuh bahkan memakan korban jiwa dan luka-luka akibat aksi penembakan dan pembubaran paksa. Hal ini diperparah dengan aksi penembakan misterius yang masih sering terjadi di lingkungan sekitar Freeport.
Untuk mengurangi kerugian yang berlanjut akibat mogok besar-besaran ini, Freeport melakukan negosiasi yang sempat berjalan alot. Kesepakatan damai antara manajemen Freeport dan Serikat Pekerja Freeport akhirnya tercapai, dengan salah satu poinnya adalah persetujuan kenaikan gaji karyawan. Freeport juga kemudian beriklan di media massa berisi pernyataan komitmen mereka terhadap Indonesia.

11.  Jembatan Kukar Runtuh, Isu Korupsi Menyeruak
Bagaimana sebuah jembatan yang baru berusia 10 tahun bisa runtuh, membuat banyak pihak bertanya-tanya sebab biasanya jembatan dibangun dengan daya tahan minimum di atas 40 tahun. Oleh karena itu, runtuhnya Jembatan Kutai Kartanagara di Kalimantan Timur ini menimbulkan beberapa spekulasi, termasuk indikasi adanya korupsi dalam pengerjaan proyek jembatan yang sering dibandingkan dengan jembatan Golden Gate, San Fransisco ini.
Sampai saat ini, masih dilakukan penyelidikan mengenai penyebab runtuhnya jembatan ini, namun beberapa pihak sudah mengambil langkah-langkah tertentu untuk menjaga reputasinya. Salah satunya adalah Bupati Kutai Kartanagara Rita Widyasari yang memberikan santunan kepada korban bencana tersebut dari dana pribadinya, selain bantuan resmi dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanagara. (ISKI, MIX, Januari 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar