Sabtu, 28 Oktober 2017

Kunci Transformasi Digital adalah Menciptakan Pengalaman Pelanggan


Dalam beberapa tahun terakhir, diskusi soal makin banyaknya perusahaan yang melakukan transformasi digital makin sering terdengar. Survei yang dilakukan perusahaan riset Altimeter, pada Agsutus 2017 lalu terhadap profesional transformasi digital di lima negara (AS, Kanada, Inggris, Prancis dan Jerman), memdapati hampir setengah (46,6%) dari mereka menyatakan bahwa mereka kini fokus berinvestasi untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang mulus di semua upaya sosial, seluler, web, dan e-niaga.

Misalnya espresso Starbucks, minuman dengan rasa kuat dan sedikit pahit, dengan crema tebal dan berputar yang mengapung di permukaan dan aftertaste yang memuaskan. Pengalaman orang tentang espresso mereka jauh melampaui cangkir kopi itu sendiri. Pengalaman pelanggan ini terjadi mulai pelanggan mencari, mengevaluasi, atau mengkonsumsi produk atau layanan yang diberikan, serta antara pembelian dan bahkan di luar proses pembelian. Setiap pertemuan ini dianggap sebagai touch point (titik kontak). Sudah barang tentu, jumlah titik kontak ini tidak sedikit. Terdapat banyak titik kontak yang berkontribusi pada bagaimana konsumen merasakan suatu merek. Beberapa diantaranya bisa dikendalikan perusahaan, dan beberapa di antaranya tidak bisa dikendalikan perusahaan.

Perusahaan manufaktur John Deere misalnya, mengidentifikasi lebih dari 525 titik sentuhan dengan konstituennya. Tantangannya adalah bagaimana membuat bagian-bagian ini bekerja sama, konsisten, untuk memberikan pengalaman merek yang luar biasa yang menarik perhatian pelanggan dan yang menonjol dari persaingan dengan cara yang positif.

Mulai tahun 2007 ada tanda-tanda pendapatan operasional Starbucks turun tajam.  Bila pada 2007 pendapatannya lebih dari $ 1 miliar, pada 2008 turun menjadi $ 504 juta dan $ 560 juta pada tahun tahun 2009. Dari kajian yang dilakukan, manajemen mendapati bahwa penurunan ini disebabkan tidak hanya oleh perlambatan ekonomi tetapi juga oleh meningkatnya persaingan (misalnya, dari Green Mountain Coffee Roasters).

Starbucks adalah rantai rumah kopi terbesar di dunia, dengan lebih dari 23 ribu gerai (17 Juli 2016; lihat news.starbucks.com/uploads/documents/AboutUs-Company_Timeline-Q42015.pdf). Banyak orang melihat Starbucks sebagai toko tradisional tempat pelanggan mampir, memesan barang, membayar kopi atau produk lainnya, mengkonsumsi pilihan mereka di toko, dan meneruskan bisnis mereka.

Untuk waktu yang lama, Starbucks menarik perhatian orang muda karena akses internet Wi-Fi gratis yang mereka sediakan. Kopi dan layanan pelanggan memang sangat baik membantu dalam bertahan. Akan tetapi, sumbangan kopi dan layanan hanya terjadi dalam jangka pendek. Manajemen Starbuck mencari solusi yang lebih baik.

Melihat peluang yang ada, Starbucks menyadari bahwa interaksi yang lebih baik dengan pelanggan diperlukan dan memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini melalui digitalisasi. Starbucks mengubah dirinya menjadi perusahaan digital dan sosial.

Saat ini, Starbucks menganggap dirinya sebagai perusahaan teknologi. CEO dan eksekutif penting lainnya berasal dari perusahaan teknologi. Selain langkah-langkah tradisional untuk memperbaiki operasi dan marjinnya, perusahaan beralih ke penjualan elektronik, yang berarti penggunaan sistem komputerisasi untuk melakukan dan mendukung bisnisnya. Perusahaan menunjuk seorang eksekutif senior dengan jabatan Chief Digital Officer untuk mengawasi kegiatan digitalnya. Ini juga menciptakan Digital Venture Group untuk melakukan implementasi dan pemeliharaan hal-hal dan kegiatan yang bersifat teknis.

Starbucks menjual banyak produk mereka secara online di store.starbucks.com. Penawaran ini mencakup peralatan kopi dan teh, Starbucks dan barang merchandise lainnya. Toko tersebut telah beroperasi bertahun-tahun, menggunakan gerobak belanja khas (disebut My Bag), namun pada bulan Agustus 2011, perusahaan ini benar-benar mendesain ulang toko web untuk membuat belanja lebih mudah dan mudah. Selain itu, pelanggan (individu atau perusahaan) dapat menjadwalkan pengiriman barang standar dan khusus. Pelanggan dapat memesan kopi langka dan indah yang tersedia hanya di beberapa toko AS. Akhirnya, pelanggan online mendapatkan promosi eksklusif.

Pelanggan dapat membeli kartu hadiah khusus Starbucks secara digital (misalnya kartu hadiah untuk ulang tahun seorang teman dikirimkan secara otomatis pada tanggal yang diinginkan). Pembayaran dapat dilakukan dengan kartu kredit, melalui PayPal, atau aplikasi Starbucks untuk perangkat seluler. Kartu hadiah dikirim ke penerima melalui e-mail atau surat pos. Penerima dapat mencetak kartu dan berbelanja di toko fisik Starbucks dan mentransfer hadiah ke kartu Starbucks mereka atau ke kartu hadiah elektronik Starbucks.

Seperti perusahaan penerbangan dan vendor lainnya, perusahaan menawarkan program loyalitas (My Starbucks Rewards). Mereka yang mencapai tingkat emas misalnya mendapat keuntungan ekstra. Program ini dikelola secara elektronik.

Pelanggan dapat membayar di gerai fisik Starbucks dengan kartu prabayar, serupa dengan yang digunakan dalam transportasi seperti TransJakarta, commuterline Jabodetabek atau jalan tol, atau membayar dari ponsel cerdas mereka dengan menggunakan aplikasi seluler Starbucks. Pembayaran dilakukan dengan memilih "sentuhan untuk membayar" dan menahan kode batang pada layar perangkat ke pemindai di register. Sistem terhubung secara otomatis ke kartu debit atau kartu kredit. Sistem ini hanya bekerja di toko Starbuck. Pembayaran mobile terhubung dengan program loyalitas. Lebih dari 25% dari semua pembelian di tahun 2016 dibuat dengan pembayaran mobile.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar