Minggu, 01 September 2019

Pilih Sebagai Pemberi atau Penerima (1)




Selama ini pemahaman kita (saya?) tentang bagaimana seseorang bisa sukses bisa jadi salah. Banyak buku-buku terlaris dari New York Times dan Wall Street Journal yang mebahas tentang bagaimana seseorang bisa sukses, apakah itu karya Malcolm Gladwell, Daniel Pink, The Power of Habit, dan Quiet. Selama beberapa generasi, orang berfokus bahwa kesuksesan seseorang lebih dikarenakan adanya  pendorong individu seperti gairah, kerja keras, bakat, dan keberuntungan.

Tetapi hari ini, situasinya mungkin berubah sehingga kesuksesan bukan lagu hanya bergantung pada pendorong individu melainkan semakin tergantung pada bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Faktor dari luar itu bukan seberapa besar orang lain membantu kita, malah sebaliknya seberapa besar kita membantu mereka. Pertanyaannya apakah membantu itu harus berupa materi?

Seperti diketahui, dalam pergaulan sehari-hari, mengadopsi konsep Homans (1958), orang selalu melakukan pertukaran antara satu sama lain sebagai aktivitas sehari-hari.  Yang dipertukarkan bisa k berwujud atau tidak berwujud. Disini ada “hukum” bahwa pertukaran yang mambangun relasi itu akan langgeng bila masing-masing mendapatkan keuntungan. Bila tidak memberikan keuntungan, kuat dugaan pertukaran tersebut tidak akan berulang kembali karena lawannya sudah tidak percaya lagi misalnya.

Dalam hubungannya dengan pekerjaan, setiap kali orang berinteraksi dengan orang lain, dia selalu memiliki pilihan yang harus diambil: Apakah berusaha mengambil sesuatu atau value sebanyak mungkin, atau menyumbangkan value tanpa khawatir tentang apa yang diterimanya sebagai imbalan?

Namun harap dicatat bahwa di dunia itu posisi seseorang tidak selalu ada di dua kutup yang berseberangan.  Terkadang si A berada di kutup yang satu, terkadang dia pindah ke kutup lainnya. Dalam buku Give and Take : A Revolutionary Approach to Success, Adam Grant (Viking - Penguin Books Ltd, 2013) menulis ada dalam kesehatian atau katakanlah di tempat kerja, ada tiga tipe orang yang sering dijumpai. Ada tipe Taker, Giver, dan Matcher.

Menurut Grant, di tempat kerja, seorang giver (pemberi) adalah jenis yang relatif jarang. Mereka memiringkan timbal balik ke arah lain, lebih suka memberi lebih dari yang mereka dapatkan. Sedangkan pengambil cenderung fokus pada diri sendiri, mengevaluasi apa yang orang lain dapat tawarkan kepada mereka, pemberi adalah fokus lain, lebih memperhatikan apa yang orang lain butuhkan dari mereka.

Preferensi ini bukan tentang uang: pemberi dan penerima tidak dibedakan dengan berapa banyak uang yang mereka sumbangan baik berupa amal atau kompensasi dari yang mereka dapatkan bila mereka menjalankan perintah dari majikan mereka. Pemberi dan pengambil berbeda dalam sikap dan tindakan mereka terhadap orang lain. Jika Anda seorang pengambil, Anda membantu orang lain secara strategis, bila manfaatnya lebih besar daripada biaya pribadi.

Jika Anda seorang pemberi, Anda dapat menggunakan analisis biaya-manfaat yang berbeda: Anda membantu kapan pun manfaatnya kepada orang lain melebihi biaya pribadi. Atau, Anda mungkin tidak memikirkan biaya pribadi sama sekali. Anda membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Jika Anda seorang pemberi pekerjaan, Anda hanya berusaha untuk ikhlas membagikan waktu, energi, pengetahuan, keterampilan, gagasan, dan koneksi Anda kepada orang lain yang membutuhkan atau dapat memanfaatkannya.

Taker atau pengambil memiliki tanda- tanda yang khas: suka berhitung dan selalu ingin mendapatkan lebih dari yang mereka berikan. Mereka memiringkan timbal balik untuk kepentingan mereka sendiri, menempatkan kepentingan mereka sendiri di atas kebutuhan orang lain. Takers percaya bahwa dunia adalah tempat yang kompetitif. Mereka merasa bahwa untuk berhasil, mereka harus lebih baik daripada yang lain.

Untuk membuktikan kompetensi mereka, mereka mempromosikan diri sendiri dan memastikan mereka mendapatkan banyak pujian atas upaya mereka. Mereka selalu berhati-hati dan berusaha keras untuk melindungi diri. "Jika saya tidak mendahului," pikir mereka, "mereka pasti tidak akan ada yang mau."

Lalu apakah pemberi itu harus seperti Bunda Teresa atau Mahatma Gandhi. Tidak, menjadi pemberi tidak membutuhkan tindakan atau pengorbanan yang luar biasa. Anda hanya perlu fokus melakukan tindakan demi kepentingan orang lain. Contohnya, Anda cukup memberikan bantuan, memberikan bimbingan, berbagi kredit, atau membangun koneksi untuk orang lain. Di luar tempat kerja, jenis perilaku ini sangat umum.

Menurut penelitian yang dipimpin oleh psikolog Yale, Margaret Clark, kebanyakan orang bertindak seperti pemberi ketika berada dalam hubungan yang sangat dekat. Dalam pernikahan dan pertemanan misalnya, kita berkontribusi kapan pun bisa tanpa berpikir untuk mendapatkan imbalan. Namun di tempat kerja, memberi dan menerima menjadi lebih rumit.

Secara profesional, beberapa dari orang terkadang bertindak seperti pemberi atau pengambil, dengan  mengadopsi gaya ketiga. Seseorang menjadi matchers yang berusaha menjaga keseimbangan antara memberi dan menerima. Matcher melakukan sesuatu dengan menggunakan prinsip keadilan: ketika mereka membantu orang lain, mereka melindungi diri mereka sendiri dengan mencari timbal balik. Jika Anda seorang matcher, Anda percaya pada gayung bersambut, dan hubungan Anda diatur oleh pertukaran bantuan.

Memberi, menerima, dan matcher adalah tiga gaya dasar interaksi sosial, tetapi garis-garis di antara keduanya tidak sulit. Anda mungkin menemukan bahwa Anda beralih dari satu gaya timbal balik ke gaya yang lain saat Anda bepergian melintasi berbagai peran dan hubungan kerja yang berbeda. (BERSAMBUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar