Selasa, 15 Februari 2022

MEDICI EFFECT




Medicis dikenal sebagai keluarga yang menekuni bisnis perbankan di Florence, Italia. Mereka gemar mendanai para pencipta dari berbagai disiplin ilmu. Karena keluarga ini, beberapa orang dari berbagai profesi seperti pematung, ilmuwan, penyair, filsuf, pemodal, pelukis, dan arsitek sering berkumpul di kota Florence.

Di sana mereka berdiskusi satu sama lain, belajar dari satu sama lain, meruntuhkan penghalang antara disiplin dan budaya, dan menemukan hal-hal baru. Ketika individu-individu ini terhubung, ide-ide baru berkembang di persimpangan bidang masing-masing. Mereka bersama-sama menempa dunia baru berdasarkan ide-ide baru sehingga melahirkan Renaisans, salah satu era paling inventif dalam sejarah.

Kemampuan menghubungkan pertanyaan, masalah, atau ide yang tampaknya tidak terkait dari berbagai bidang, merupakan inti dari DNA innovator. Para innovator inilah yang menjadikan Florence menjadi kota pusat ledakan kreatif, salah satu era paling inovatif dalam sejarah. Efek dari keluarga Medici dapat dirasakan bahkan sampai hari ini.

Dalam buku The Medici Effect: What Elephants and Epidemics Can Teach Us about Innovation (Harvard Business School Press, 2006) Frans Johansson menulis bahwa seseorang bisa menciptakan hal-hal baru (baca inovasi) yang hebat dengan cara berinteraksi dengan orang-lain lain dalam suatu tim atau organiasi misalnya.

Orang dapat melakukannya dengan menyatukan berbagai disiplin dan budaya dan mencari tempat yang memungkinkan satu sama lain terhubung. George Soros, salah satu investor paling dihormati saat ini, untung besar ketika pada 1992 menggoyang Bank of England.

Soros menghasilkan keuntungan lebih dari $ 1 miliar haya dalam  satu sore dengan bertaruh bahwa pound sterling dinilai terlalu tinggi.  Peristiwa itu terkenal dengan sebutan Black Wednesday. Meskipun Soros  juga mengalami kerugian yang cukup besar, rekam jejak Soros sebagai investor sangat mencengangkan. Dia telah menghasilkan miliaran untuk dananya.

Warisan terpentingnya bukanlah soal uang yang dia kumpulkan, melainkan ide-idenya tentang demokrasi, filosofinya tentang kapitalisme, dan pendekatannya terhadap filantropi. Soros mengumpulkan ide-ide dari orang-orang di sekitarnya yang memiliki latare belakang berbeda. Ada yang ahli di bidang keuangan dan filsafat untuk menciptakan strategi filantropi yang inovatif.

Strategi itu, yang belum pernah terjadi sebelumnya, berfokus pada transformasi negara menjadi masyarakat yang didasarkan pada pengakuan bahwa tidak ada yang memonopoli kebenaran — apa yang disebutnya “Open Societies”. Disini Soros menemukan persimpangan. Namun, dia menemukan cara untuk menghubungkan bidang yang benar-benar terpisah dan dia berhasil melakukannya dengan cara yang berarti. Hasilnya, seperti yang dapat Anda lihat dari berita-berita yang selama ini membuat Anda terkesima dan mengagumi, atau mungkin mencelanya.