Sabtu, 07 Maret 2020

IPB 4.0



Sampai saat ini masih terngiang teori Malthus yang sering disampaikan para dosen di Institut Pertanian Bogor. Intinya, ada gambaran tentang bagaimana produksi pangan mencukupi kebutuhan. Malthus mengatakan bahwa laju pertumbuhan produksi pangan seperti deret hitung, sementara laju pertumbuhan konsumsi pangan seperti deret ukur.

Sepintas memang ada nada pesimisme, namun di balik itu terkandung tantangan. Ini terbukti dengan munculnya Green Revolution yang menjawab tantangan itu. Peran IPB dalam menjawab tantangan itu begitu fenomenal. 

Akhir dekade 1960an misalnya, IPB menelurkan program Bimbingan Massal (Bimas) dan Intensifikasi Massal (Inmas) yang berhasil mendongkrak peningkatan produksi pangan dan mengeluarkan Indonesia dari derita krisis pangan.

Sekarang, pertanian masuk ke tahap perkembangan era Industry 4.0. Lagi-lagi ini juga tantangan terutama bagi IPB University sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia. Sampai pada tahapan yang sudah maju, IPB menjawab tantangan itu. 

Buku ini merupakan “dokumentasi” dari sebagian kecil yang dilakukan IPB dalam menjawab tantangan perubahan tersebut. Inisiasi penulisan buku IPB 4.0 bermula dari diperkenalkannya istilah dan konsep IPB 4.0 oleh Dr Arif Satria, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB University)  yang saat itu baru saja dilantik. Tentu hal ini membuat banyak kalangan baik internal maupun eksternal kampus bertanya tanya apa yang dimaksud dengan IPB 4.0.

IPB Press sebagai unit usaha penerbitan di IPB University mengambil langkah cepat dengan mengambil inisiafif untuk membuat buku IPB 4.0 yang dapat menjelaskan lebih jauh tentang IPB 4.0 yang telah dipaparkan antara lain dalam Agromaritim 4.0.

Alhamdulilah inisiafif kami ditanggapi sangat positif oleh Rektor IPB dan mendapatkan arahan agar buku yang dibuat lebih ditujukan kepada pembaca kalangan milenial agar mereka dapat memahami kiprah IPB dalam era industri 4.0 sehingga bisa menginspirasi dan meningkatkan peminatan kalangan milenial di bidang pertanian. 

Selain itu, IPB Press memperoleh dukungan dari kalangan civitas academica khususnya para dekan dan dosen yang berkomitmen untuk membantu membuat tulisan terkait industri 4.0 sesuai dengan bidang keahliannya.

Buku ini terdiri atas sebelas bidang pembahasan. Pendahuluan, Prof. Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng. dari Departemen Teknologi Industri Pertanian, memaparkan tentang perkembangan mulai dari Industry 1.0 hingga Industri 4.0 dan benang merahnya dengan  perkembangan pertanian. Tulisan ini mengantarkan pembaca untuk memahami apa dan bagaimana indusri 4.0.

Paparan tentang bagaimana IPB University mengambil peran dalam Agromaritim 4.0 ditulis oleh Dr Eva Anggraini dan Dr Akhmad Faqih. Menurut mereka, pembangunan agro-maritim di era industri 4.0 memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan era-era sebelumnya. 

Konsekuensinya, diperlukan pendekatan baru. Konsep Agromaritim 4.0 yang ditawarkan IPB adalah platform pembangunan yang mengintegrasikan pengelolaan wilayah darat dan laut secara inklusif yang didukung oleh modal sosial dan ekonomi yang kuat serta pemanfaatan teknologi digital untuk mendorong produktivitas bangsa.

Sementara itu, dalam paparan tentang Sistem Pendidikan 4.0, Prof Marimin menulis bahwa untuk mendukung pengembangan sistem pendidikan menghadapi tantangan industry 4.0, IPB akan menerapkan rancang kurikulum K-2020. Kurikulum ini diterapkan pada tahun 2020.

Perbedaan mendasar antara K-2020 dengan kurikulum sebelumnya (K-2014), yaitu K-2020 lebih menekankan pada pembekalan skill set yang terintegrasi antara foundational literacies, kompetensi, dan kualitas karakter individu. 

K-2020 juga bertujuan agar lulusan tidak sekedar memperoleh pendidikan, melainkan juga mampu merancang kesuksesan bagi dirinya sendiri (success by design). Oleh karena itu, teknik pembelajaran yang dirumuskan dalam K-2020 adalah kreativitas, imajinatif, dan mampu menginspirasi.

Tulisan-tulisan berikutnya mulai masuk ke per bidang.  Di paparan Menuju Era Kedokteran Hewan Digital IPB 4.0,  Deni Noviana dan Srihadi Agungpriyono menulis beberapa inovasi kedokteran hewan di bidang biomedis seperti benang merah penyelamat nyawa untuk analisis darah. IPB juga memiliki Pusat Pelayanan Jantung Hewan one stop services yang menangani berbagai pasien rujukan dari dokter hewan atau klinik hewan lain yang memerlukan peneguhan diagnosis dan penanganan lebih lanjut.

Dalam tulisan Menuju Kehutanan 4.0, Tatang Tiryana dan kawan-kawan memaparkan internet of things (Iot) untuk pengelolaan hutan hingga penerapan dan road map implementasi teknologi 4.0 di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan & Ekowisata IPB. 

Di pembahasan soal Pendidikan Pertanian Era Digital 4.0 Fakultas Pertanian IPB, Baba Barus dan kawan-kawan mendeskripsikan tentang karakter pertanian berkelanjutan, riset dan pengembangan pertanian digital 4.0 hingga pendidikan pertanian di era digital 4.0 di Fakultas Pertanian IPB.

Industri 4.0 juga mempengaruhi bidang perikanan dan kelautan. Di tulisan tentang Perikanan dan Kelautan di Era 4.0, Prof Indra Jaya memaparkan perkembangan perikanan tangkap (smart fishing) hingga pascapanen hasil-hasil perikanan (smart processing). 

Sementara itu, Inovasi dan Aplikasi Digital Untuk Pembangunan Peternakan Berkelanjutan di Era Industri 4.0, Prof Lucky Abdullah membahas tentang peluang dan tantangan lulusan IPB di era industri 4.0 hingga aplikasiberbasis internet of things (IoT) di bidang peternakan, khususnya yang dikembangkan oleh IPB.

Di Bidang Agroindustri untuk IPB 4.0, dipaparkan pemanfaatan artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT) untuk agroindustry hingga jalan agar bagaimana kemampuan yang dibutuhkan individu dan industi untuk mendukung industri 4.0.

Di pembahasan tentang Sosial, Ekonomi, dan Bisnis 4.0, Idqan Fahmi dan Dikky Indrawan memaparkan tentang beberapa hal yang diperlukan untuk menuju revolusi Industri 4.0 yang lebih humanis. 

Ini dimulai dari lanskap sosial, ekonomi, dan bisnis era revolusi industry 4.0, siklus bisnis yang menggambarkan revolusi industri 4.0 terhadap tenaga kerja dan industri hingga peranan human capital dan jalan bagaimana  Indonesia menuju revolusi Industri 4.0 yang inklusif dan mensejahterakan. 

Tulisan tersebut sekaligus penutup dari paparan tentang fenomena industri 4.0 dan pengaruhnya terhadap pembangunan pertanian serta bagaimana IPB menyiapkan lulusannya menyongsong perubahan itu. Tim penerbit IPBPress mengucapkan banyak terima kasih kepada para penulis. Selamat membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar