Jumat, 21 Agustus 2020

MAKNA WAKTU

 

 

Dalam kajian tentang waktu seringkali hal itu dikaitkan dengan nilai ekonomi. Dalam teori ekonominya yang terkenal tentang waktu, Becker (1965) menyamakan nilai waktu dengan biaya peluangnya (opportunity cost).

Dalam kajian perilaku konsumen, Graham (1981) mengatakan bahwa orang-orang dengan budaya Barat memiliki pandangan terhadap waktu yang “dapat dipisahkan secara linier”: “Waktu divisualisasikan sebagai garis lurus yang membentang dari masa lalu ke masa depan dan dapat dipisahkan. menjadi unit-unit terpisah ”(Graham 1981: 336). Di dalam unit-unit terpisah tersebut, tergantung peluang mendapatkan imbalan yang lebih baik atau lebih buruk.

Pandangan bahwa properti diskrit dikaitkan dengan waktu menyiratkan bahwa pilihan dibuat dalam hal mengalokasikan unit waktu di antara persaingan aktivitas-aktivitas pada diri seseorang. Seperti diketahui bahwa dalam waktu tertentu –katakanlah pukul 14,00 -- orang mempunyai banyak pilihan aktivitas apakah ingin makan, tidur, minum kopi, belajar dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa pada titik tertentu dari suaru waktu, seseorang banyak mendapatkan tawaran kegiatan.

Dalam konteks ini, ketika seseorang memutuskan untuk melakukan aktivitas tertentu, misalnya, tidur, dia mengorbankan pilihan lainnya, dan pilihan lainnya itu bisa jadi memberikan imbalan yang lebih baik atau lebih buruk. Ini berarti pada setiap pilihan, seseorang harus menanggung konsekuensi kehilangan peluang.

Dengan kata lain, waktu dianggap memiliki nilai yang bisa dibeli dan dihabiskan serta disimpan (secara utuhtak bisa disimpan, melainkan bisa dihemat), ditunda,  atau disia-siakan. Seseorang misalnya, dapat mengulur waktu ketika berinvestasi pada produk baru yang dirancang untuk menghemat waktu. Atau merevitalisasi untuk memperpanjang daur hidup. 

Seseoang bisa menghabiskan waktu untuk mendapatkan barang, misalnya, saat kita mengantri di loket tiket. Waktu dapat terbuang percuma karena dalam situasi di mana kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk menunggu atau melakukan sesuatu daripada yang menurut anggapan seharusnya diperlukan

Becker, G.S. (1965) “A Theory of the Allocation of Time,” Economic Journal 75, (September): 493–517.

Graham, R.J. (1981) “The Role of Perception of Time in Consumer Research,” Journal of Consumer Research 7, (March): 335–42

Rabu, 19 Agustus 2020

Perubahan Kecil, Hasil Luar Biasa


2003 merupakan tahun menentukan bagi perkumpulan pesepeda, British Cycling yang sebelumnya bernama British Cycling Federation. Suatu hari pada tahun itu, nasib organisasi pesepeda di Inggris itu berubah. Organisasi, yang merupakan badan pengelola sepeda profesional di Inggris Raya, mempekerjakan Dave Brailsford sebagai direktur kinerja barunya.

Saat Brailsford masuk, selama 100 tahun terkahir, kinerja pesepeda profesional di Inggris Raya biasa-biasa saja. Sejak 1908, pebalap Inggris hanya memenangkan satu medali emas di Olimpiade, dan nasibnya lebih buruk dalam ajang balapan sepeda terbesar, Tour de France. Dalam 110 tahun, tidak ada pengendara sepeda Inggris yang pernah memenangkan perlombaan tersebut.

Fakta bahwa performa pebalap Inggris begitu mengecewakan membuat salah satu pabrikan sepeda top di Eropa menolak menjual sepeda ke tim itu. Mereka takut akan merugikan penjualannya jika profesional lain melihat orang Inggris menggunakan perlengkapan mereka.

Brailsford mengubahnya. Dia bekerja untuk membawa British Cycling pada lintasan baru. Apa yang membuatnya berbeda dari pelatih sebelumnya adalah komitmennya yang tiada henti terhadap strategi yang dia sebut sebagai "the aggregation of marginal gains."

Itu adalah filosofi mencari sedikit peningkatan dalam segala hal yang Anda lakukan. Menurut Brailsford,  "Pada prinsipnya, semuanya berasal dari gagasan bahwa jika Anda mampu memecah semua -- apa saja yang dapat Anda pikirkan ke hal-hal yang berkaitan dengan mengendarai sepeda, dan kemudian memperbaikinya sebesar 1 persen, Anda akan mendapatkan peningkatan yang signifikan bila Anda mampu menggabungkan semuanya."

Brailsford dan para pelatihnya memulai dengan membuat penyesuaian kecil. Mereka mendesain ulang jok sepeda agar lebih nyaman dan mengoleskan alkohol pada ban agar mampu mencengkeram lebih baik. Mereka meminta pengendara untuk mengenakan overshort yang dipanaskan dengan listrik untuk menjaga suhu otot ideal saat bersepeda.

Dia juga meminta pesepeda menggunakan sensor biofeedback untuk memantau bagaimana setiap atlet menanggapi latihan tertentu. Tim menguji berbagai jenis kain untuk mempelajari angin di terowongan.  Dia meminta pengendara luar ruangan beralih ke pakaian balap dalam ruangan, yang terbukti lebih ringan dan lebih aerodinamis.

Mereka tidak berhenti di situ. Brailsford dan timnya terus menemukan upaya peningkatan 1 persen di area yang selama itu diabaikan dan tidak terduga. Mereka menguji berbagai jenis gel pijat untuk melihat gel yang mampu menghasilkan pemulihan otot tercepat. Mereka menyewa seorang ahli bedah untuk mengajari setiap pengendara cara terbaik untuk mencuci tangan guna mengurangi kemungkinan terkena flu.

Mereka menentukan jenis bantal dan kasur yang mampu menghasilkan kualitas tidur malam terbaik bagi  setiap pengendara. Mereka bahkan mengecat bagian dalam truk tim dengan warna putih, sehingga  membantu mereka menemukan sedikit debu yang biasanya terlepas tanpa disadari tetapi dapat menurunkan performa sepeda yang disetel dengan baik.

Dari perubahan remeh temeh itu, terkumpulah ratusan perubahan yang menghasilkan peningkatan-perubahan kecil yang muncul secara lebih cepat dari yang bisa dibayangkan siapa pun.

Hanya lima tahun setelah Brailsford mengambil alih, tim pesepeda British Cycling  mendominasi acara balap sepeda jalan raya dan lintasan balap di Olimpiade 2008 di Beijing. Mereka memenangkan 60 persen medali emas yang luar biasa. Empat tahun kemudian, dalam Olimpiade London, kinerja Tim pesepeda Inggris meningkat saat mereka mencetak sembilan rekor Olimpiade dan tujuh rekor dunia.

Pada tahun yang sama, Bradley Wiggins menjadi pengendara sepeda Inggris pertama yang memenangkan Tour de France. Tahun berikutnya, rekan setimnya Chris Froome memenangkan perlombaan prestisius itu, dan dia akan menang lagi pada 2015, 2016, dan 2017. Ini berarti mereka memberi tim Inggris lima kemenangan Tour de France dalam enam tahun.

Selama rentang sepuluh tahun dari 2007 hingga 2017, pengendara sepeda Inggris memenangkan 178 kejuaraan dunia dan enam puluh enam medali emas Olimpiade atau Paralimpiade dan meraih lima kemenangan Tour de France dalam apa yang secara luas dianggap sebagai lari paling sukses dalam sejarah bersepeda. *

Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana tim yang sebelumnya terdiri dari atlet biasa berubah menjadi juara dunia dengan perubahan kecil yang, pada pandangan pertama, akan tampak membuat perbedaan kecil? Mengapa perbaikan kecil terakumulasi menjadi hasil yang luar biasa, dan bagaimana Anda dapat meniru pendekatan ini dalam hidup Anda sendiri?


Cerita tentang Brailsford dan prestasi tim pesepeda Inggris itu ditulis James Clear di bukunya Atomic Habits: Tiny Changes, Remarkable Results (Avery, 2018) . Di buku itu, Clear menulis bahwa alih-alih membuat perbaikan kecil setiap hari, orang sering melebih-lebihkan satu momen tetapi meremehkan nilai-nilai di dalam momen tersebut.

Orang juga sering diyakinkan bahwa sukses besar membutuhkan tindakan besar-besaran. Ketika seseorang berpikir tentang  menurunkan berat badan, membangun bisnis, menulis buku, memenangkan kejuaraan, atau mencapai tujuan lain, dalam pikirannya seringkali muncul anggapan bahwa untuk mengubah itu, orang harus melakukan perubahan besar.

Mungkin anggapan itu ada benarnya. Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mendapatkan perubahan yang besar, orang harus mempreteli dulu gambaran perubahan besar yang ingin dicapainya itu. Di pretelan-pretelan itu selanjutnya diperbaiki dengan melakukan perubahan kecil.

Yang dilakukan Brailsfor tadi misalnya, untuk membuat perubahan besar, dia mempreteli yang besar itu menjadi factor-faktor misalnya yang membuat pesepeda nyaman sehingga mampu memberikan kinerja yang maksimal.  Misalnya, memperbaiki sadel hingga sekadar mengoleskan alkohol ke ban.  Bila masing-masing dikuantitatifnya, perubahan yang dilakukan paling sebesar 1 persen.

Orang mungkin beranggapan bahwa peningkatan sebesar 1 persen tidak terlalu penting — bahkan terkadang tidak terlihat. Akan tetapi, perubahan kecil  bisa jauh lebih berarti, terutama dalam jangka panjang. Hasilnya, berupa perbedaan yang dibuat dengan sedikit perbaikan dari waktu ke waktu sangatlah mencengangkan.

Begini cara perhitungannya: jika Anda bisa menjadi 1 persen lebih baik setiap hari selama satu tahun, pada akhir tahun Anda akan menjadi tiga puluh tujuh kali lebih baik.  Sebaliknya, jika Anda menjadi 1 persen lebih buruk setiap hari selama satu tahun, Anda akan menurun hampir sampai nol. Intinya adalah, apa yang dimulai sebagai kemenangan kecil atau kemunduran kecil bila terakumulasi akan menjadi sesuatu yang lebih banyak dan lebih besar.

Jumat, 14 Agustus 2020

Pekerjaan PR Paling Penting itu Mempersuasi

 


Dalam diskusi buku Public Relations In The Era of Artificial Intelligence di Kampus STIKOM LSPR Jakarta beberapa waktu lalu, Head of Corporate Communications Bio Farma DR N Nurlaela Arief sempat menyinggung soal menurunnya tingkat rekrutmen public relations oleh perusahaan. Perusahaan sekarang membutuhkan lebih banyak content creator.  

 

Ini berarti ke depan praktisi PR akan bersaing dengan jurnalis, games developer, animator dan sebagainya. Kenapa? Lansekap media memang terus berubah. Siklus berita online 24 jam kini juga berlaku dan dijalankan majalah, surat kabar, TV, dan outlet lainnya. Bersama dengan media sosial, mereka menawarkan tantangan berita - dan peluang - untuk memberi informasi dan membujuk.

 

Audiense sekarang dibombardir dengan banyak informasi. Audiense dihadapakan pada semakin banyaknya pilihan dan ini membuat bingung. Secara perspektif teori perhatian selektif, seseorang tidak memperhatikan semua pesan kecuali yang mencolok diantara lautan pesan yang ada di sekitarnya

Tantangannya bagi perusahaan yang ingin menyampaikan informasi tentang perusahaannya, syarat utama pesan yang disampaikan harus menarik perhatian. Disini kekuatan animasi, video dan gambar-gambar lainnya. 

 

Lalu apa konsekuensinya bagi praktisi public relations? Buku Straight Talk About Public Relations menyajikan wawasan yang realistis dan kuat tentang bagaimana cara menyampaikan cerita, membuat agar kegiataannya berdampak, dan meningkatkan pengaruh. Itu berarti buku ini menjelaskan tentang bagaimana permainan komunikasi yang bisa dimainkan hari ini.

 

Membuat konten yang hebat, dan menyajikan cerita, kata-kata, dan gambar Anda ke media dan influencer, sangat penting untuk melakukan hubungan masyarakat. Dua tren terbesar dalam hubungan masyarakat adalah media sosial dan pemasaran konten.

 

Rilis berita butuh pengantar yang menjelaskan maksud pengiriman rilis berita tersebut dan tentu saja pengantarnya harus menarik.  Pengantar yang jenaka, tanpa batas ini adalah seni PR. Seni dan kreativitas karena bagaimana nya caranya pengantar itu membuat peneria rilis merasa sangat cocok.

Ini berarti pekerjaan PR selalu ditantang untuk menemukan dan menarik audiens, melemparkan ke media sampai berhasil, menulis editorial yang memukau, membuat kampanye media sosial persuasif, berurusan dengan berita palsu, dan mengukur keberhasilan PR.

 

Dilihat dari permukaan, bisnis PR itu sering berurusan dengan acara (event), manajemen krisis, dan spin selebriti. Benar. Tapi itu adalah bagian dari bisnis PR. Mungkin itu baru sebagian kecil dari apa yang dilakukan kebanyakan profesional setiap hari. Jadi?

 

Hubungan masyarakat adalah bisnis persuasi. Ini tidak mudah. Ini tidak instan. Jarang glamor. Membujuk orang untuk membeli produk atau layanan, mengubah pendapat mereka, atau mencari dukung untuk kegiatan sosial yang mereka lakukan bukanlah pekerjaan mudah. Sulit.

 

Namun, persuasi adalah fitur utama dari setiap bidang komunikasi manusia. Hal yang sama berlaku untuk pengaruh sosial (social influence). Orang tidak bisa menghindarinya. Orang tidak bisa membuat mereka pergi. Seperti peniru Elvis di Las Vegas, bujukan tetap ada di sini. Berbagai perkiraan menunjukkan bahwa rata-rata orang terpapar oleh 300 hingga 5.000 pesan per hari.

 

Ada lebih banyak cara untuk dibujuk daripada sebelumnya. Memang, persuasi tradisional dalam bentuk pidato politik, iklan televisi, iklan cetak, papan iklan, dan penempatan produk dalam film dan televisi masih hidup dan sehat. Demikian juga pawai protes, demonstrasi, aksi duduk, dan bentuk aksi simbolis lainnya.

 

Namun, dalam dua dekade terakhir, media sosial telah menambah keriuhan mereka. Orang kini dapat mengirimkan ulasan online produk dan layanan, memposting video YouTube yang menganjurkan pesan, terlibat dalam aktivisme hashtag, mengadvokasi caused melalui Facebook, Twitter, atau Instagram, mengumpulkan dana melalui platform crowdfunding seperti Kickstarter atau GoFundMe, atau mempromosikan perubahan melalui situs web seperti www.change.org atau www.dosomething.org.

 

Bagi sebagian besar dunia, pekerjaan PR adalah meyakinkan pelanggan untuk mengunjungi situs web atau toko, membeli produk, mendukung kandidat lokal, menyetujui posisi di pabrik atau taman baru. Dalam istilah sederhana, PR adalah persuasi yang diciptakan untuk memobilisasi audiens untuk mengambil tindakan tertentu.

Kebanyakan orang bekerja untuk diri mereka sendiri atau untuk perusahaan atau usaha kecil, menyediakan layanan atau menjual asuransi, kopi, perangkat lunak, suku cadang mobil, atau jutaan produk sehari-hari lainnya. Padahal, seharusnya mereka itu adalah Tim, bukan pekerja sendiri-sendiri.

 

Orang-orang PR di perusahaan-perusahaan tidak merencanakan pesta trendi, bergaul dengan bintang rock, atau melenggang ke kantor pemerintahan. Mungkin benar begitu. Tapi semua itu butuh strategi dan butuh kreativitas, butuh perencanaan yang kreatif juga.

 

Ada lima bab dalam buku ini: (1) Hubungan Masyarakat. Di bab ini pembaca diberikan gambaran tentang  tentang bagaimana seseorang melakukan fungsi spesifik sebagai public relations, yakni membantu mempromosikan produk dan aktivitas sosial, anekdot tentang kampanye PR yang sukses, dan pengetahuan tentang bagaimana berita dibuat dan dipengaruhi; (2) Media Sosial, menampilkan praktik, definisi, dan strategi untuk memahami keterbatasan dan manfaat berbagai platform.

 

Ada juga (3) Pemasaran Konten. Disini diberikan gambaran tentang konten sehingga para profesional dapat mempelajari praktik terbaik dari posting, artikel, video, dan bentuk komunikasi lain yang diterbitkan sendiri dan cara terbaik untuk mempromosikannya; (4) Pengukuran, dengan standar dan teknik untuk mengukur dampak upaya PR; dan (5) Lima Kampanye PR paling top yang menampilkan contoh-contoh kampanye PR yang luar biasa dan sukses.

 

Jadi buku ini sangat cocok untuk pengusaha, pemilik usaha kecil, mahasiswa, mereka yang bekerja di bisnis PR yang ingin memperbarui keterampilan mereka, dan setiap konsumen media yang ingin memahami rahasia-rahasia di balik persuasi tertsebut.

Rabu, 12 Agustus 2020

Everything Is Figureoutable

 


Skor ujian dan ukuran pencapaian memberi tahu Anda di mana seorang siswa saat itu berada (kemampuan belajar), tetapi tidak memberi tahu Anda di mana nantinya seorang siswa akan berakhir. (Carol Dweck - Mindset: The New Psychology of Success)

Marva Collins adalah seorang legenda pendidikan Chicago, bahkan Amerika Serikat. Beberapa orang menganggapnya sebagai salah satu guru yang terhebat. Kenapa? Itu karena dia berhasil mengubah paradigma tentang belajar dan prestasi belajar.

Cerita tetang kehebatan Marva ini didokumentasikan dalam film TV Hall of Fame Hallmark Amerika tahun 1981 dengan judul _The Marva Collins Story_. Film TV tentang karya sepak terjangnya di dunia pendidikan nya yang menginspirasi itu dibintangi Cicely Tyson dan Morgan Freeman. Pada tahun 1994, Prince menampilkan Marva dalam video musiknya untuk albumnya berjudul "The Most Beautiful Girl in the World".

Bahkan ketika menyusun kabinetnya, Presiden terpilih saat itu Ronald Ragan yang terkesan dengan kemampuan, memintanya untuk menjadi Menteri Pendidikan. Namun, Marva menolak. Bukan karena dia tidak menyukai Reagan, melainkan karena dia ingin dapat terus mengubah stigmatisasi tentang kegagalan, ketidakmampuan, keterbatasan yang dimiliki siswa.  

Marva Collins adalah guru di Chicago Public School System. Dia mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap sistem pendidikan dasar yang dijalankan saat itu. Dia kecewa karena banyak siswa yang ditolak masuk sekolah negeri karena nilainya kurang, displin rendah, dan label-label lainnya. Dalam pemikiran Marva, sistem tersebut mencegah anak-anak mencapai potensi penuh mereka.

Dari kekecewaan itu, dia bertekad aakan mendirikan sekolah sendiri. Keingian itu disampaikannya ke sang suami. Dia meyakinkan sang suami, Clarence, untuk membantunya memulai sekolahnya sendiri dengan mengubah apartemen lantai atas rumah mereka menjadi rumah sekolah satu kamar.

Ketika menanyakan tentang izin untuk mengadakan sekolah, dia terkejut mengetahui dan menyadari betapa ribetnya peraturan untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan. Saat itu, setiap orang memang dapat mendirikan sekolah, tetapi untuk diakui oleh negara, dia harus mengajukan aplikasi.

Dia memutuskan bahwa dia tidak membutuhkan bantuan negara, dengan menyatakan bahwa dia tidak ingin siapa pun memberitahunya tentang cara mengajar. Dia diperingatkan bahwa banyak orang tua tidak ingin mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah yang tidak dikenal.

Namun tekad Marva telah bulat. Dia menggunakan dana pensiunnya sebesar $ 5.000 dan membuka Westside Preparatory School di Chicago, Illinois, pada tahun 1975. Untuk membiayai sekolah, siswa hanya iharapkan untuk membayar sesuai kemampuan mereka.

Tujuan Marva membuka sekolah itu adalah untuk menampung atau menerima siswa-siswa yang ditolak oleh sekolah lain. Biasanya, mereka yang ditolak itu diberi label mengganggu, tidak bisa belajar dan tidak bisa diubah menjadi lebih baik. Karena itu, misi Marva mendirikan sekolah itu adalah untuk membuktikan bahwa semua anak dapat belajar jika diberi perhatian, dukungan, dan instruksi yang tepat.

Suatu saat, seorang calon siswa bernama Erica, dengan diantar orang tuanya datang ke Marva. Ketika itu, usia Erica enam tahun dan dianggap sebagai kasus tanpa harapan. Erica berbagi, “Saya diberitahu bahwa saya terbelakang; saya dianggap tidak akan pernah bisa membaca."

Namun Marva tidak terpengaruh. Erica memulai studinya di Westside Prep, dan Marva memberinya keyakinan yang tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa dia sebenarnya bisa belajar membaca dan menulis. Ini bukanlah harapan atau keinginan dari Marva; itu adalah fakta yang tak terbantahkan. Marva juga menanamkan pada Erica tentang disiplin, martabat, dan kerja keras tanpa henti.

Ketika acara 60 Minutes CBS memprofilkan Marva dan murid-muridnya sekitar enam belas tahun kemudian, Erica memang belajar membaca dan menulis, dan bisa. Dalam tayangan itu dipertontonkan Erica yang baru diwisuda dari Universitas Negeri Norfolk.

Anda mungkin percaya bahwa yang apa yang kita yakini tentang dunia bisa merusak dan bisa membangun. Ingat cerita bagaimana Thomas Edison? Suatu ketika seorang guru Thomas Edison mengatakan, Edison "terlalu bodoh untuk mempelajari apa pun." Namun apa yang terjadi beberapa tahun kemudian? Albert Einstein juga tidak bisa berbicara sampai dia berusia empat tahun. Bahkan dia  tidak dapat membaca sampai dia berusia tujuh tahun.

Bila kita percaya pada penilaian itu, bisa jadi membuat orang menyerah dan tidak akan perah berupaya mengubahnya.  Akan tetapi, ceritanya menjadi lain bila orang percaya bahwa hal itu bukan tidak bisa diubah. Nyatanya, Edison, Einstein, Erica atau Rica-erica lainnya bisa berubah menjadi pribadi yang tidak dibayangkan oleh sebagian orang.

“Everything Is Figureoutable!” kata Marie Forleo.  Sesuatu yang mungkin tampak sulit dilakukan untuk pertama kalinya, tetapi masih dapat dipecahkan dengan sedikit kesabaran dan penelitian. Dalam buku Everything is figureoutable itu, Forleo menulis, keyakinan kita mendorong atau menghalangi sesorang  untuk hidup dengan potensi maksimalnya.

Keyakinan juga menentukan apakah kita gagal atau berhasil, dan bagaimana sesorang mendefinisikan kesuksesan sejak awal. Bayangkan saja puluhan tahun keyakinan tanpa henti, tindakan, dan tekad yang dibutuhkan untuk memberi hak memilih bagi perempuan di AS.

Atau bayangkan yang terjadi bila keyakinan Presiden John F. Kennedy dan tim di NASA goyah. Bisa jadi sampai saat itu, bahkan sampai beberapa tahun atau saat ini, AS tidak memiliki kemampuan untuk mengirim manusia ke luar angkasa dan berjalan di bulan, sesuatu yang seratus tahun lalu tampak tidak masuk akal.

“Keyakinan adalah tempat semuanya dimulai. Itu adalah asal mula dari setiap penemuan luar biasa dan lompatan maju yang pernah dilakukan manusia dari sains ke olahraga hingga bisnis hingga teknologi dan seni,” kata Forleo.

Senin, 10 Agustus 2020

Bicara Cepat dan Perintah Cepat

 

Seringkah Anda mendengarkan orang membicarakan atau menjelaskan sesuatu dengan cepat? Apa yang muncul dalam pikiran Anda ketika mendengarkan sesesorang menjelaskan sesuatu dengan cepat? Orang itu menguasai masalah? Ataukah orang itu sebenarnya tidak mengerti masalah, termasuk apa yang disampaikannya.  

Dalam disiplin komunikasi, ketika seseorang tidak mengerti apa yang dikatakan orang lain karena dia  berbicara cepat, orang cenderung menuruti atau mengiyakan apa yang disampaikan pembicara tadi.

Secara teori, ada dua alasan yang bisa menjelsakannya. Pertama, mereka mungkin tidak dapat memproses apa yang Anda katakan dan tidak ingin terlihat bodoh sehingga mereka enggan meminta klarifikasi.

Kedua, mereka mungkin tidak ingin memproses apa yang Anda katakan karena mereka merasa energi Anda sangat banyak. Mereka enggan atau takut menghadapinya, karena enetrgi Anda luar biasa. Bisa-bisa diskusinya atau perdebatannya semakin panjang. Dalam kondisi seperti itu, terutama orang yang merasa energinya lebih rendah dari si pembicara, orang bisa kehabisan argument karena kelelahan berpikir.

Fenomena lain adalah suatu ketika seseorang membutuhkan sesuatu. Orang itu katakanlah meminta tong Anda untuk melakukan sesuatu untuk Anda. Diakui atau tidak, ketika seseorang hendak meminta tolong ke Anda, dalam hati Anda muncul pertanyaan, apakah saya bisa atau mampu menolongnya.

Dalam situasi seperti itu, orang sering menggunakan trik bicara cepat. Mereka tidak menolak permintaan untuk menolong. Mereka akan mendekati orang yang meminta tolong. Biasanya, bukan bantuan langsung yang mereka berikan, melainkan – katakanlah sebah instruksi ketimbang tips.

Mereka akan memberi instruksi ke orang yang minta tolong untuk melakukan sesuatu. Hanya saja, biasanya instruksi itu diberikan dengan gaya bicara yang cepat. Dia memberikan instruksi tentang apa yang harus dilakukan dan kemudian pergi.

Pesan yang ingin disampaikan dari tips tadi adalah jangan terlalu banyak memberi waktu kepada orang yang diberikan saran atau instruksi itu. Sebab bila mereka diberi waktu lebih banyak, mereka mempunyai kesempatan untuk berpikir. Bila mereka berpikir, akan muncul banyak pertimbngan termasuk pertimbangan untuk menolak instruksi yang diberikan.

Itu sebabnya, trik ini juga banyak dilakukan oleh atasan ketika memberikan instruksi kepada bawahannya. Ketika seseorang berada dalam posisi yang mempunyai otoritas dan memberikan instruksi kepada junior, orang tersebut merasa dirinya sebagai orang penting.

Mungkin bukan hanya dia yang merasa itu, bawahannya juga demikian. Karena itu, mereka pun maklum ketika atasan tadi memberikan instruksi singkat dan pergi. “Dia tak punya banyak waktu,” pikir sang bawahan.

Sang bawahannya juga sudah tentu berpikir positif sang atasan ingin segera bawahannya bertindak. Mereka bertindak cepat untuk menanggapi permintaan Anda Bawahannya tadi bertindak cepat bisa bermakna dua hal. Pertama, untuk menyenangkan sang atasan. Atau kedua, sang bawahannya memang ingin segera menyelesaikan permasalahannya.

Apakah benar adanya? Belum tentu, karena bisa jadi yang dia lakukan itu sebenarnya untuk menutupi kekurangan dia karena tidak menguasai pemasalahan bahkan apa yang mereka instruksikan.

Biacara cepat juga biasa digunakan sebagai taktik para penjual, terutama penjual mobil. Dengan berbicara cepat kepada pelanggan dan mengoceh semua detail mobil ini dan itu, pelanggan dengan mudah menjadi kewalahan dan berikutnya memutuskan pilihannya atas mobil yang ditawarkan. Ini memang bukan untuk kepentingan terbaik pelanggan, tetapi pasti demi kepentingan terbaik penjual.