Minggu, 19 Maret 2023

ANTARA KOMUNIKASI PERUBAHAN DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN



Komunikasi perubahan dan komunikasi pembangunan memiliki beberapa kesamaan. Keduanya berfokus pada menghasilkan perubahan positif dalam suatu lingkungan atau masyarakat, melibatkan individu dan kelompok secara aktif dalam proses perubahan, dan memerlukan partisipasi masyarakat dalam merancang dan melaksanakan program atau kebijakan. Perbedaannya?

Tahun 2019, Christele J. Amoyan dan Pamela A. Custodio menulis artikel yang menyoroti masalah aktivitas pertambangan di Filipina dan dampaknya terhadap masyarakat terpinggirkan di wilayah tambang. Menurut mereka, kurangnya partisipasi dan pengaruh masyarakat dalam proses pengambilan keputusan berdampak pada penindasan dan ketidakadilan sosial.

Christele J. Amoyan saat ini merupakan dosen di Departemen Komunikasi di Pamantasan ng Lungsod ng Maynila, sedangkan Pamela A. Custodio adalah seorang peneliti dan konsultan komunikasi pembangunan.

Dalam konteks pemberdayaan masyarakat ini, Christele J. Amoyan dan Pamela A. Custodio mengajukan tesis tentang pentingnya komunikasi pembangunan (DevCom) dalam memberdayakan masyarakat yang menghadapi masalah sosial. Model komunikasinya adalah dengan menciptakan ruang dialogis untuk mengangkat suara orang-orang yang terpinggirkan.

DevCom, menurut mereka, dapat menciptakan ruang dialogis di mana suara yang terpinggirkan dapat didengar, dan perspektif mereka dapat dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan. Disini pentingnya melihat dinamika kekuasaan yang terlibat dalam kegiatan pertambangan, dan perlunya DevCom untuk menjadikan masyarakat berpartisipati dan inklusif.

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Meminjam pendapat Nora C. Quebral (2012), Amoyan dan Custodio mendefinisikan komunikasi pembangunan (DevCom) sebagai teori komunikasi yang berkembang dari disiplin akademik di Asia Tenggara. Tujuan akhir DevCom adalah memberdayakan individu dan komunitas untuk mewujudkan potensi penuh mereka. Sejak kelahirannya pada tahun 1950-an, DevCom awalnya bertindak sebagai komunikator agenda pedesaan dan pertanian. Namun, teori ini terus berkembang dan mulai terlibat dalam wacana sosial-ekonomi, serta berkembang seiring dengan era baru teknologi informasi dan komunikasi.

Ketika mengangkat masalah terpinggirkannya penambang di Filipina, Amoyan dan Custodio menyoroti perlunya diskusi yang bukan hanya membahas DevCom dalam konteks teoritis, melainkan pada tindakan praktis yang dapat meningkatkan komunitas dan menciptakan perubahan sosial. Secara keseluruhan, penulis membuat argumen yang meyakinkan tentang potensi Nora C. Quebral untuk menciptakan praktik pembangunan yang lebih adil dan berkelanjutan.

Berdialog dalam konteks komunikasi pembangunan (DevCom) sangat penting untuk memberdayakan individu dan komunitas yang terpinggirkan, termasuk dalam konteks aktivitas pertambangan. Berdialog dapat menciptakan ruang dialogis di mana suara-suara yang terpinggirkan dapat didengar dan perspektif mereka dapat dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam konteks pertambangan, berdialog penting untuk mengatasi dinamika kekuasaan yang terlibat dalam aktivitas pertambangan, dan DevCom harus menjadi partisipatif dan inklusif dalam memasukkan suara dan perspektif yang beragam. Lebih jauh, berdialog tidak hanya berbicara mengenai teori, tetapi juga harus fokus pada tindakan konkret yang dapat meningkatkan masyarakat dan menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan.

Gagasan tersebut memiliki makna bahwa aspek yang lebih kritis dari DevCom tidaklah murni teoretis. Sebagai komunikator untuk perubahan sosial, DevCom berkonsentrasi pada penerapan teori ke dalam tindakan yang sungguh-sungguh yang akan mengangkat orang dari segala bentuk kemiskinan.

Konsep komunikasi pembangunan terus berkembang dan mulai terlibat dalam wacana sosial-ekonomi, serta berkembang dengan era baru teknologi informasi dan komunikasi. Dalam prakteknya, DevCom menggunakan pendekatan pengembangan yang berbeda dan menempatkan orang di pusat transformasi sosial dengan kapasitas manusia kolektif mereka, dari perspektif pembangunan pedesaan terpadu.

Pertanyaan penting yang mereka ajukan adalah bagaimana DevCom dapat membantu mengatasi situasi konflik sosial di negara-negara berkembang, dan memberi suara kepada mayoritas populasi yang terpinggirkan dalam dialog, terutama ketika perhatian terpusat di kabupaten dan kota perkotaan.

Namun, sebelum itu, Amoyan dan Custodio menyarankan untuk mengkritik pertanyaan Quebral tentang "Bagaimana memberi suara kepada yang tidak bersuara?" Mengutip Freire (1985), ketiadaan suara bukan berarti ketiadaan tanggapan. Sebaliknya, proposisi ini menyampaikan pesan bahwa ketiadaan suara sebagai bentuk dari kurangnya konten kritis dari mereka yang menderita ketidakadilan (Freire, 1985).

Dalam pandangan Freire, "kurangnya konten kritis" merujuk pada ketidakmampuan seseorang untuk secara kritis menganalisis situasi sosial dan politik di sekitarnya, serta kesadaran akan hak-hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara yang aktif.

Dalam konteks Filipina seperti yan ditunjukkan Amoyan dan Custodio (2019), individu atau kelompok yang menderita ketidakadilan kurang memiliki pengetahuan atau kesadaran tentang hak-hak mereka dan kurang mampu mengartikulasikan perspektif mereka secara kritis. Mereka kurang berpartisipasi dalam proses dialog dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi hidup mereka. Disinilah perlunya memperkuat suara mereka agar dapat terlibat secara aktif dalam perubahan sosial dan pembangunan yang lebih adil.

DIALOG

Dalam konteks dialog sebagai model komunikasi, ada persamaan dan sekaligus perbedaan antara komunikasi perubahan dan komunikasi pembangun. Persamaan pandangan antara komunikasi pembangunan dan komunikasi perubahan, keduanya mendorong partisipasi aktif individu atau kelompok yang terlibat dalam perubahan.

Dalam konteks pembangunan maupun perubahan, dialog dianggap penting untuk menciptakan ruang bagi individu atau kelompok yang terpinggirkan untuk menyuarakan perspektif mereka. Keduanya juga mendorong keterlibatan partisipatif dan inklusif dari seluruh pihak yang terlibat dalam perubahan untuk mencapai hasil yang lebih baik dan lebih berkelanjutan.

Persamaan lainnya antara komunikasi pembangunan dan komunikasi perubahan adalah pada fokus keduanya dalam membawa perubahan pada individu, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan. Kedua disiplin ini juga memperhatikan aspek partisipatif dan inklusif dalam proses perubahan.

Namun, perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada tujuan akhirnya. Tujuan akhir dari komunikasi pembangunan adalah memberdayakan individu dan komunitas untuk mencapai potensi penuh mereka dan membangun masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan. Sementara tujuan akhir dari komunikasi perubahan adalah mempengaruhi perubahan perilaku, sikap, dan pandangan individu atau kelompok tertentu dalam konteks organisasi atau perusahaan.

Selain itu, dalam praktiknya, komunikasi pembangunan lebih sering digunakan dalam konteks pembangunan sosial, ekonomi, dan politik, sementara komunikasi perubahan lebih sering digunakan dalam konteks perubahan organisasi atau perusahaan. Komunikasi perubahan cenderung lebih terfokus pada peningkatan efisiensi dan produktivitas organisasi, sedangkan komunikasi pembangunan cenderung lebih terfokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Dalam hal strategi, komunikasi pembangunan cenderung lebih mengutamakan strategi partisipatif dan pemberdayaan masyarakat, sementara komunikasi perubahan cenderung lebih mengutamakan strategi top-down dan menggunakan otoritas untuk mempengaruhi perubahan.

REFERENSI

Amoyan, C. J., & Custodio, P. A. (2019). Development Communication and the Dialogic Space: Finding the Voices Under the Mines. In M. J. Dutta & D. B. Zapata (Eds.), Communicating for Social Change: Meaning, Power, and Resistance (pp. 71-87). Palgrave Macmillan.

Freire, P. (1985). The politics of education: Culture, power, and liberation. South Hadley, MA.: Bergin & Garvey.

Librero, F. (2005). Status and trends in development communication research in the Philippines. Media Asia, 32(1), 35–38

Quebral, N.  C. (2012). Development communication primer. Penang, MY: Southbound Sdn. Bhd.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar