Minggu, 19 Februari 2023

Ada Corporate Communication, Ada Pula Corporate Marketing


 

Corporate communication bertujuan untuk membangun hubungan yang baik dengan publik dan menciptakan citra positif tentang perusahaan. Corporate marketing bertujuan untuk membangun citra merek yang kuat dan meningkatkan penjualan melalui strategi pemasaran yang terpadu.

Edhy Aruman

Selama lebih dari seratus tahun, para pegiat komunikasi telah mengenal corporate communication. Sebagai bidang studi dan praktik, corporate communication mulai popular pada peralihan abad ke-19 dan 20. Saat itu, organisasi besar seperti perusahaan dan pemerintah mulai menyadari pentingnya mengelola komunikasi dengan publik dan pemangku kepentingannya.

Seiring dengan perkembangan teori dan praktik komunikasi, praktik corporate communication semakin berkembang selama dekade 1920 dan 1930-an, terutama dalam bidang publikasi dan pemasaran. Selama periode ini, perusahaan mulai menggunakan media cetak untuk mempromosikan produk mereka dan meningkatkan citra merek.

Dalam perkembangannya, selama dekade 1950 dan 1960-an, praktik corporate communcation semakin menemukan bentuknya. Praktik corporate communication semakin terfokus pada pengelolaan public relations (hubungan masyarakat), yang mencakup upaya membangun hubungan baik dengan pemangku kepentingan seperti pelanggan, karyawan, pemerintah, dan masyarakat umum.

Periode 1970-1980 merupakan tonggak penting bagi perkembangan praktek corporate communication. Ini disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi yang mempengaruhi praktek bisnis. Periode 1970-1980 merupakan periode yang penting dalam sejarah praktek bisnis karena terjadi banyak perubahan yang signifikan di berbagai sektor industri.

Perubahan praktek bisnis yang terjadi selama periode 1970-1980an antara lain, munculnya konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Pada tahun 1970-an, munculnya gerakan hak asasi manusia, perlindungan lingkungan, dan kesadaran konsumen atas produk yang mereka konsumsi. Akibatnya, perusahaan mulai memperhatikan tanggung jawab sosial mereka dan mulai mengembangkan program-program CSR.

Perubahan lainnya adalah revolusi teknologi. Periode 1970-180 juga disebut sebagai revolusi teknologi, dimana terjadi kemajuan teknologi yang sangat pesat, seperti munculnya komputer pribadi, pengembangan perangkat lunak, dan sistem telekomunikasi yang semakin maju. Perkembangan teknologi tersebut mengubah cara bisnis dilakukan dan membuka peluang baru dalam mengembangkan produk dan jasa.

Makin berkembangnya teknologi menjadi pendorong globalisasi bisnis. Pada periode ini, terjadi globalisasi bisnis yang memungkinkan perusahaan untuk memperluas jangkauan operasinya hingga ke pasar internasional. Perusahaan mulai memperhatikan pasar global dan mulai mengembangkan strategi bisnis yang lebih luas.

Perkembangan teknologi juga “memaksa” dunia melakukan deregulasi dan liberalisasi ekonomi. Di banyak negara, terjadi deregulasi dan liberalisasi ekonomi yang memungkinkan perusahaan untuk lebih bebas dalam melakukan operasinya dan lebih terbuka terhadap persaingan. Hal ini semakin memberi  peluang bagi perusahaan untuk makin tumbuh dan berkembang.

Di bidang lainnya, munculnya strategi pemasaran baru. Pada periode ini, munculnya strategi pemasaran baru seperti pemasaran terpadu, segmentasi pasar, dan pengembangan produk baru. Perusahaan mulai memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen dan mulai mengembangkan produk yang lebih sesuai dengan pasar.

Perubahan-perubahan tersebut mengubah praktek bisnis secara signifikan, dan berdampak pada perkembangan perusahaan dan industri secara keseluruhan, yang berdampak pada praktek corporate communication. Praktik cosporate communication selama dekade 1970-an dan 1980-an menjadi semakin terfokus pada manajemen krisis dan isu-isu lingkungan. Perusahaan mulai menyadari bahwa mereka perlu mengelola masalah kelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Seiring berjalannya waktu, praktik corporate commucation terus berkembang dan meluas, mencakup berbagai aspek seperti branding, pemasaran, manajemen risiko, keberlanjutan, dll. Di era digital saat ini, praktik corporate communication semakin banyak dimanfaatkan untuk membangun dan memperkuat hubungan baik dengan pelanggan dan stakeholder lainnya serta meningkatkan citra merek dan reputasi perusahaan.

Pegiat dan pesohor corporate communication juga mengenal tokoh-tokoh seperti James E. Grunig, Profesor Emeritus di University of Maryland, College Park School of Communication. Grunig terkenal karena kontribusinya terhadap pengembangan teori corporate communication dan hubungan masyarakat serta praktik yang berkelanjutan dan etis.

Ada juga W. Timothy Coombs, profesor di Departemen Komunikasi di Texas A&M University. Coombs terkenal karena kontribusinya untuk mengembangkan teori dan praktik manajemen krisis dan komunikasi krisis. Tak kalah menonjol adalah Anne Gregory, Profesor Corporate Communication di University of Huddersfield, Inggris. Gregory adalah salah satu pakar hubungan masyarakat dan corporate communication terkemuka, dan kontribusinya terhadap pengembangan teori dan praktik hubungan masyarakat sangat diapresiasi banyak pihak.

Tokoh terkenal lainnya adalah van Riel, C.B.M. dan Fombrun, C. Keduanya adalah tokoh komunikasi korporat yang terkenal. Mereka telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengembangkan teori dan praktik corporate communication.

Cees van Riel adalah profesor Corporate Communication di Rotterdam School of Management, Erasmus University di Belanda. Van Riel terkenal karena kontribusinya terhadap pengembangan teori manajemen pemangku kepentingan dan pengukuran reputasi perusahaan.

Charles Fombrun merupakan salah seorang profesor manajemen di Stern School of Business, Universitas New York di Amerika Serikat. Fombrun terkenal karena kontribusinya dalam mengembangkan teori dan praktik manajemen reputasi perusahaan.

Kedua tokoh ini sangat berpengaruh dalam mengembangkan corporate communication dan reputasi perusahaan, dan kiprahnya hingga kini masih menjadi rujukan para akademisi dan praktisi di seluruh dunia.

Ada juga John M.T. Balmer, profesor pemasaran di Brunel Business School, Inggris, di antara tokoh corporate commucation. Balmer adalah salah satu pakar merek dan identitas korporat terkemuka di dunia dan kontribusinya terhadap pengembangan identitas korporat, dan konsep corporate marketing sangat dihargai.

Corporate Marketing

Tahun 2006, John M.T. Balmer dan koleganya menulis artikel tentang Corporate Marketing (Pemasaran Perusahaan). Gagasannya adalah tentang perlunya mengintegrasikan identitas perusahaan, branding perusahaan, komunikasi perusahaan, dan reputasi perusahaan ke dalam pemasaran perusahaan. Melalui artikel ini mereka memperkenalkan konsep 6 C pemasaran perusahaan.

Konsep ini menegaskan gagasan Balmer sebelumnya tentang konsep corporate marketing. Dalam artikelnya yang berjudul "Corporate Identity and the Advent of Corporate Marketing." Menurut Balmer, corporate identity dan corporate marketing merupakan dua elemen penting dalam pengembangan strategi pemasaran perusahaan.

Banyak merek dan perusahaan yang menerapkan konsep corporate marketing dalam strategi pemasaran mereka. Coca-Cola misalnya, adalah salah satu merek yang menerapkan konsep corporate marketing dengan baik. Merek ini mempromosikan nilai-nilai seperti kebahagiaan dan kesenangan melalui kampanye iklan dan sponsorships.

Elemen pertama adalah corporate identity yang terdiri dari identitas visual, identitas perilaku, dan identitas komunikasi. Kompenen ini penting dalam membedakan dan mengkomunikasikan nilai perusahaan kepada publik. Dengan mengelola identitas korporat dan membangun citra merek yang kuat, perusahaan dapat menciptakan nilai tambah bagi konsumen dan mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar.

Elemen kedua adalah corporate marketing. Menurut Balmer (1998), corporate marketing adalah pendekatan pemasaran yang memfokuskan pada citra korporat secara keseluruhan, bukan hanya produk atau jasa yang dihasilkan. Dalam corporate marketing, perusahaan harus memperhatikan dan mengelola identitas korporat secara konsisten, mulai dari desain logo, desain kemasan, desain toko, hingga tata letak produk di dalam toko.

Proses corporate marketing, mulai dari  proses manajemen yang mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan para pelanggan dengan cara yang menguntungkan perusahaan dan para stakeholder (pihak yang berkepentingan) lainnya.

Menurut Balmer, corporate marketing tidak hanya berfokus pada penjualan produk atau jasa perusahaan, tetapi juga pada pengelolaan citra merek (brand), budaya perusahaan, nilai-nilai perusahaan, dan hubungan perusahaan dengan masyarakat. Corporate marketing juga mencakup strategi-strategi jangka panjang perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi para stakeholder dan memperkuat posisi perusahaan di pasar.

Dalam kampanye pemasarannya, Nike mempromosikan semangat dan kinerja melalui kampanye iklan yang menampilkan atlet dan sponsorships. BMW mempromosikan kualitas, kecepatan, dan performa melalui kampanye iklan dan sponsorships.  Apple mempromosikan inovasi, kualitas, dan desain yang menarik melalui produk-produknya, serta kampanye iklan yang menampilkan nilai-nilai perusahaan. Ada lagi, Google -- perusahaan teknologi -- mempromosikan nilai-nilai seperti inovasi, kebebasan berkreasi, dan keterbukaan melalui kampanye pemasaran dan branding.

Corporate marketing juga dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan strategis jangka panjangnya, seperti membangun citra merek yang kuat, menciptakan hubungan yang baik dengan para pelanggan, meningkatkan reputasi perusahaan di mata publik, dan menciptakan loyalitas pelanggan. Corporate marketing juga dapat membantu perusahaan untuk membedakan diri dari pesaing di pasar dan menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

BMW adalah salah satu merek mobil yang terkenal dengan strategi pemasaran yang kuat dan berhasil. Strategi corporate marketing BMW bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan strategis jangka panjangnya, seperti meningkatkan penjualan, membangun citra merek yang kuat, dan mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar mobil mewah

Strategi corporate marketing BMW untuk mencapai tujuan-tujuan strategis jangka panjangnya, antara lain dilakukan dengan mempertahankan kualitas produk yang tinggi, mempromosikan merek BMW secara terpadu, membangun hubungan dengan konsumen dan dealer, memperluas pasar melalui diversifikasi produk, dan penggunaan teknologi digital.

Langka-lakah yang dilakukan MW; Pertama, BMW terus melakukan inovasi dan penelitian untuk meningkatkan kualitas produknya agar tetap menjadi pemimpin pasar mobil mewah. Kedua, BMW  mempromosikan mereknya secara terpadu melalui berbagai saluran pemasaran, seperti iklan TV, sponsorships, dan media sosial. Ketiga, BMW menggunakan citra merek yang kuat dan elegan untuk menarik perhatian konsumen.

Keempat, BMW membangun hubungan yang kuat dengan konsumen dan dealer melalui program pelatihan dan pengembangan, layanan purna jual yang berkualitas, dan program loyalitas pelanggan. Hal ini membantu BMW mempertahankan basis pelanggan setia dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Kelima, BMW terus memperluas pasar melalui diversifikasi produk, dengan meluncurkan mobil yang lebih ramah lingkungan dan model mobil yang lebih terjangkau. Hal ini membantu BMW mencapai pasar yang lebih luas dan mencapai tujuan jangka panjangnya. Keenam, BMW menggunakan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar dan menjangkau konsumen melalui berbagai saluran digital, seperti situs web, media sosial, dan aplikasi seluler. Hal ini membantu BMW memperkuat citra mereknya dan mencapai konsumen yang lebih luas.

Strategi ini membantu BMW mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar mobil mewah dan memperluas pasar secara berkelanjutan.

Beda Corporate Communication dan Corporate Marketing

Ada perbedaan yang signifikan antara corporate communication dan corporate marketing. Perbedaan utama antara corporate communication dan corporate marketing adalah pada fokus dan tujuan masing-masing konsep. Meskipun demikian, Illia & Balmer (2012) menemukan kesamaan dalam hal pentingnya identitas.

Menurut Illia dan Balmer, corporate communication lebih berfokus pada komunikasi internal dan eksternal perusahaan, yang meliputi semua aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan, baik itu komunikasi formal maupun informal. Corporate communication bertujuan untuk membangun hubungan yang baik dengan publik dan menciptakan citra positif tentang perusahaan. Fokus dari corporate communication adalah pada bagaimana perusahaan berkomunikasi dengan stakeholder dan bagaimana pesan yang disampaikan sesuai dengan nilai dan tujuan perusahaan.

Sementara itu, corporate marketing lebih berfokus pada pengembangan merek dan penjualan produk atau jasa perusahaan. Corporate marketing bertujuan untuk membangun citra merek yang kuat dan meningkatkan penjualan melalui strategi pemasaran yang terpadu. Fokus dari corporate marketing adalah pada bagaimana produk atau jasa perusahaan dipasarkan ke konsumen dan bagaimana merek perusahaan dapat dikenal secara luas.

Dalam praktiknya, corporate communication dan corporate marketing dapat bekerja sama untuk menciptakan citra merek yang kuat dan meningkatkan penjualan perusahaan. Corporate communication dapat membantu membangun hubungan yang baik dengan stakeholder dan memastikan pesan yang disampaikan sejalan dengan nilai dan tujuan perusahaan. Sementara corporate marketing dapat membantu mengembangkan merek dan meningkatkan penjualan produk atau jasa perusahaan.

Namun demikian, perbedaan fokus dan tujuan antara corporate communication dan corporate marketing perlu diperhatikan dalam pengembangan strategi pemasaran perusahaan. Perusahaan harus memahami perbedaan ini dan mengelola keduanya secara terpadu untuk mencapai tujuan pemasaran yang diinginkan.

Konsep corporate communication Illia dan Balmer (2012) berbeda dengan van Riel dan Fombrun (2007). Konsep corporate communication Illia dan Balmer (2012) berfokus pada aspek komunikasi perusahaan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka menekankan pentingnya strategi komunikasi yang terintegrasi dan berkesinambungan dalam menciptakan citra merek yang kuat dan hubungan yang baik dengan stakeholder. Konsep corporate communication ini juga menekankan pentingnya pengelolaan risiko reputasi dan krisis yang berkelanjutan.

Sementara itu, van Riel dan Fombrun (2007) menyoroti peran corporate communication dalam membentuk dan memelihara identitas perusahaan, citra merek, dan reputasi. Mereka menekankan pentingnya pengelolaan hubungan dengan stakeholder dan penguasaan komunikasi sebagai kunci keberhasilan dalam mengembangkan citra merek yang kuat dan memperoleh keuntungan bersaing.

Perbedaan lainnya adalah bahwa konsep corporate communication van Riel dan Fombrun (2007) lebih terfokus pada hubungan publik dan pengaruh perusahaan terhadap stakeholder, sedangkan konsep corporate communication Illia dan Balmer (2012) lebih terfokus pada manajemen risiko reputasi dan krisis, serta pentingnya integrasi komunikasi perusahaan.

Meskipun ada perbedaan dalam pendekatan dan fokus konsep corporate communication Illia dan Balmer (2012) dan van Riel dan Fombrun (2007), keduanya menekankan pentingnya pengelolaan komunikasi perusahaan secara terpadu dan strategis dalam menciptakan citra merek yang kuat dan hubungan yang baik dengan stakeholder.

Referensi Yang Disarankan

 

Balmer, J.M.T. (2001). Corporate identity, corporate branding and corporate marketing: seeing through the fog. European Journal of Marketing, Vol. 35 No. 3 and 4, pp. 248-91.

 

Balmer, J.M.T. (2005). Corporate brand cultures and communities in Schroeder, J.E., and Salzer-Morling, M. (Eds), Brand Culture, Routledge, London, pp. 34–49.

 

Balmer, J.M.T. (2006). Comprehending corporate marketing and the corporate marketing mix. Working paper, Bradford School of Management, Bradford.

 

Balmer, J.M.T., & Gray, E. (2003). Corporate brands: what are they? What of them? European Journal of Marketing, Vol. 37 Nos 7-8, pp. 972–97.

 

Balmer, J.M.T., & Greyser, S.A. (2003). Revealing the Corporation. Perspectives on Identity, Image, Reputation, Corporate Branding and Corporate-level Marketing, Routledge, London.

 

Illia, L., & John M.T. Balmer. (2012). Corporate communication and corporate marketing. Corporate Communications, 17(4), 415-433. https://doi.org/10.1108/13563281211274121

van Riel, C.B.M. and Fombrun, C. (2007), Essentials of Corporate Communication, Routledge, London.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar