Minggu, 26 Februari 2023

"Trust Me, I'm Lying: Confessions of a Media Manipulator"


 Secara keseluruhan, menurut saya, "Trust Me, I'm Lying: Confessions of a Media Manipulator" karya Ryan Holiday adalah buku menarik karena banyak mengungkap cara kerja lanskap media modern.

 

Buku ini dibagi menjadi dua bagian. Di bagian pertama, dia berbagi pengalaman pribadinya sebagai manipulator media, merinci bagaimana dia menggunakan clickbait, berita palsu, dan media sosial untuk memanipulasi media dan mempromosikan kliennya. Dia juga menjelaskan bagaimana strategi ini telah menjadi praktik umum di kalangan profesional media dan bagaimana hal itu dilanggengkan oleh model bisnis media yang cacat.

 

Di bagian kedua, Holiday menawarkan analisis tentang ekosistem media dan bagaimana perkembangannya dari waktu ke waktu. Dia berpendapat bahwa fokus media untuk menghasilkan lalu lintas dan pendapatan telah menyebabkan budaya sensasionalisme, kemarahan, dan clickbait. Dia juga mengeksplorasi dampak media sosial dan kebangkitan jurnalisme warga, yang menyebabkan maraknya berita palsu dan informasi yang salah.

 

Melalui buku, "Trust Me, I'm Lying," Holiday menawarkan kritik pemikiran terhadap industri media dan tantangan yang dihadapi media modern. Holiday menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan literasi media, mengajak masyarakat untuk lebih cerdas dan kritis dalam mengonsumsi berita dan media.

 

Buku ini wajib dibaca oleh siapa pun yang tertarik dengan studi media, jurnalisme, atau persinggungan antara media dan politik, karena merinci berbagai taktik manipulatif yang digunakan oleh para profesional media. Beberapa contoh taktik ini adalah:

 

1) Judul "Clickbait": Outlet media sering menggunakan tajuk sensasional untuk menarik perhatian pembaca dan menghasilkan lalu lintas. Tajuk utama ini sering kali tidak ada hubungannya dengan konten artikel yang sebenarnya dan dirancang untuk mengeksploitasi emosi dan keingintahuan orang.

 

2) Mengarang cerita: Holiday mengaku mengarang cerita dan mengirimkannya ke blog tingkat rendah dan situs berita. Setelah berita tersebut diterbitkan, media yang lebih besar mengambilnya dan menyebarkannya seolah-olah itu benar, tanpa memeriksa fakta atau memverifikasi informasinya.

 

3) "Newsjacking": Taktik ini melibatkan pembajakan berita untuk mempromosikan produk atau merek. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin menggunakan tragedi atau bencana untuk mempromosikan produk atau layanan mereka.

 

4) "Astroturfing": Ini adalah praktik membuat kampanye akar rumput palsu atau akun media sosial untuk mempromosikan produk atau ide. Kampanye ini sering tampak asli tetapi sebenarnya dibuat dan dikendalikan oleh perusahaan atau organisasi.

 

5) Membayar untuk liputan: Beberapa media menerima pembayaran sebagai imbalan atas liputan atau ulasan positif. Ini dikenal sebagai payola dan merupakan praktik umum di industri musik.

 

Secara keseluruhan, taktik ini dirancang untuk memanipulasi opini publik, menghasilkan lalu lintas dan pendapatan, serta mempromosikan produk atau ide tertentu. Menurut Holiday, praktik ini berbahaya bagi industri media dan berkontribusi pada penyebaran berita palsu dan informasi yang salah.

 

Buku Holiday ini patut dibaca, karena keberhasilan penulisnya mencatat taktik-taktik yang sering digunakan oleh para manipulator media untuk memperoleh perhatian publik dan meningkatkan popularitas mereka. Disini praktek tidak etis itu melibatkan manipulasi atau pencitraan palsu.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar