Rabu, 10 Januari 2024

MENGAJARKAN KEINGINAN

 



Jika Anda ingin membangun sebuah kapal, jangan hanya menyuruh orang untuk mengumpulkan kayu, membagi tugas, dan memberi perintah. Sebaliknya, ajarkan mereka untuk merindukan lautan yang luas dan tak berujung.

 

Antoine de Saint-Exupéry, lahir pada 29 Juni 1900 di Lyon, Prancis, adalah seorang penulis dan pilot Prancis yang terkenal dengan karyanya _"Le Petit Prince"_ (Sang Pangeran Kecil). 

Pada tahun 1931, ia menikahi Consuelo Suncin dan mengalami kecelakaan di gurun Libya pada 1935. Musibah ini menginspirasinya untuk menulis buku "Wind, Sand and Stars" (Terre des Hommes).

Otobiografi yang kemudian terpilih sebagai pemenang National Book Award menggambarkan tentang keajaiban terbang. Buku ini menawarkan narasi menarik tentang petualangan udara, dikombinasikan dengan prosa lirik dan semangat seorang filsuf, menjadikannya salah satu karya paling populer yang pernah ditulis tentang penerbangan.

Salah satu pernyataannya yang terkenal adalah_jika Anda ingin membangun sebuah kapal, jangan hanya menyuruh orang untuk mengumpulkan kayu, membagi tugas, dan memberi perintah. Sebaliknya, ajarkan mereka untuk merindukan lautan yang luas dan tak berujung_.

Antoine de Saint-Exupéry menekankan peran penting inspirasi dan motivasi dalam kepemimpinan, terutama dalam konteks pembangunan kapal. Alih-alih hanya memberikan tugas teknis seperti mengumpulkan kayu atau membagi pekerjaan, ia menyarankan agar mengajarkan tim untuk merindukan laut yang luas dan tak berbatas.

Pendekatan Saint-Exupéry menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu dapat lebih berharga daripada sekadar menyampaikan pengetahuan atau keterampilan.

Dalam konteks ini, Saint-Exupéry menekankan pentingnya menginspirasi tim dengan visi yang lebih besar dan bermakna. Ini tentang menciptakan keinginan yang mendalam dan kecintaan pada tujuan akhir yang akan mendorong tim untuk lebih berdedikasi dan inovatif dalam pekerjaan mereka. 

Seorang pemimpin yang mampu menumbuhkan hasrat akan laut, dalam metafora ini, akan lebih berhasil dalam membangun kapal yang kuat dan efisien daripada yang hanya memberi perintah.

Pendekatan kepemimpinan seperti ini memerlukan pemahaman mendalam tentang apa yang memotivasi dan menggerakkan orang. Ini bukan tentang memaksakan tujuan, tetapi tentang menumbuhkan keinginan alami untuk mencapai sesuatu yang luar biasa. 

Kepemimpinan yang menginspirasi membuka jalan bagi eksplorasi, kreativitas, dan komitmen yang lebih besar dari tim, karena mereka merasa terhubung secara emosional dengan tujuan yang mereka kejar.

Namun, menginspirasi tim dengan visi yang luas tidak berarti mengabaikan aspek teknis atau organisasi dalam proyek. Sebaliknya, inspirasi harus berjalan seiring dengan arahan dan bimbingan yang jelas tentang bagaimana mencapai tujuan tersebut. Keseimbangan antara memberi inspirasi dan memberi arahan merupakan kunci dari kepemimpinan yang efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar