Sabtu, 27 Januari 2024

MENGHARGAI ATURAN

 


_ Tahukah Anda bahwa Roger Federer – sang juara Wimbledon berkali-kali --  pernah tidak bisa masuk Wimbledon? Video beberapa tahun lalu ini mengingatkan kita semua tentang kesopanan Roger Federer, baik di dalam maupun di luar lapangan tenis. Ia menunjukkan sikap yang luar biasa ketika dihentikan oleh petugas keamanan karena tidak memiliki lencana aksesnya._

Juara berkali-kali turnamen Wimbledon, Roger Frederer, suatu hari pernah ditolak masuk arena Wimbledon oleh petugas keamanan. Kisah ini menjadi lebih menarik ketika diketahui bahwa Federer hanya ingin menikmati secangkir teh di Wimbledon, tetapi tidak diizinkan masuk karena tidak membawa kartu keanggotaan.

Dalam episode _"The Daily Show"_ yang disiarkan pada 8 Desember 2022 malam, Federer mengklarifikasi pengalaman uniknya itu. Federer menceritakan, dia baru saja kembali dari Tokyo untuk urusan sponsor dan ingin menemui dokter di London untuk konsultasi mengenai kedua mengenai lututnya yang sedang bermasalah.

“Saya di Tokyo untuk sponsor saya, Uniqlo, dan saya kembali ke London untuk menemui dokter guna mendapatkan pendapat kedua tentang lutut saya karena akhir-akhir ini lutut saya tidak baik,” kata Frederer.

Setelah janji dokter, dia memiliki waktu luang dua jam sebelum terbang pulang ke keluarga. Mereka memutuskan untuk mampir ke Wimbledon untuk minum teh. Namun, saat tiba di gerbang, petugas keamanan menanyakan kartu keanggotaannya, yang ternyata tidak dia bawa.

Situasi menjadi canggung ketika Federer mencoba menjelaskan bahwa dia itu termasuk anggota Wimbledon karena telah memenangkan turnamen itu beberapa kali. Namun, petugas tersebut tetap pada aturannya. Frederer mengalah. Dia tidak masuk ke Wimbledon.

Akhirnya, petugas keamanan mengizinkan masuk setelah seorang penggemar yang mempunyai kartu keanggotaan mengajaknya. Federer mengaku penggemar itu di luar sempat memintanya untuk selfie. Karena penggemarnya itu, Frederer menghabiskan waktu satu jam untuk minum teh di Wimbledon, merenungkan kejadian unik tersebut.

Kejadian ini mencerminkan sebuah paradoks yang menarik. Di satu sisi, ada peraturan yang harus diikuti oleh semua orang, termasuk tokoh-tokoh terkenal seperti Federer. Di sisi lain, ada ekspektasi bahwa orang-orang dengan status tertentu mungkin mendapatkan perlakuan khusus.

Federer, meskipun sebagai pemenang berkali-kali di Wimbledon, masih harus mengikuti aturan yang sama seperti orang lain, yaitu memiliki kartu keanggotaan untuk memasuki area tersebut.

Namun, situasi ini juga menunjukkan bagaimana pengaruh dan popularitas seseorang bisa mengubah keadaan. Ketika seorang penggemar mengenali Federer dan mengajaknya masuk, barulah petugas keamanan mengizinkannya.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa jauh keberadaan dan pengaruh seseorang dapat mempengaruhi keputusan dan aturan yang telah ditetapkan.

Kisah Federer ini bukan hanya tentang penolakan masuk ke Wimbledon, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat memandang aturan dan pengaruh individu terhadapnya.

Ini merupakan cerminan dari dinamika sosial di mana aturan dapat ditekuk berdasarkan status sosial seseorang, sekaligus menunjukkan pentingnya menjaga konsistensi dalam penerapan aturan, tanpa memandang status atau prestasi individu.

Ketika pada akhirnya Federer diizinkan masuk, kisah ini menyoroti dinamika kompleks antara keadilan, ketenaran, dan penerapan aturan dalam masyarakat. Ini juga menunjukkan bagaimana figur publik seperti Federer dapat mempengaruhi persepsi publik tentang etiket dan kerendahan hati.

Kisah ini bukan hanya tentang seorang bintang tenis yang tidak diizinkan masuk ke klub di mana ia telah mencapai kesuksesan besar, tetapi juga tentang bagaimana kita sebagai masyarakat menghargai aturan dan memberikan pengecualian.

Pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa ini berkaitan erat dengan nilai karakter, kerendahan hati, dan kebaikan. Mematuhi peraturan tanpa manipulasi adalah pintu gerbang menuju terciptanya ketertiban..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar