Keputusan dalam dunia bisnis sering kali membawa konsekuensi jangka panjang yang bisa mengubah arah perusahaan. Kisah unik antara Sony Vaio dan Apple, seperti yang dilaporkan oleh The Verge, menawarkan contoh menarik tentang bagaimana pilihan yang tampaknya kecil dapat memiliki dampak signifikan pada masa depan sebuah produk.
Seperti diceritakan The Verge, ada kesamaan Visi dan benang merah antara pendiri Sony, Akio Morita dan pendiri Apple, Steve Jobs. Keduanya punya dream membuat produk yang orang lain belum membuatnya dan memasarkan produk tersebut. Mereka berdua tidak takut untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru.
“_Create your product and then create your
market_", bukan sekedar mengikuti pasar saja.
Walkman menjadi contoh kesuksesan Sony dan
iPod yang kemudian iPhone dll menjadi contoh kreasi Steve Jobs.
Tahun 1996, Sony mendirikan Vaio, merek
komputer pribadi. Nama Vaio merupakan akronim dari Video Audio Integrated
Operation. Vaio adalah komputer portabel pertama dari Vaio, dirancang untuk
pengguna yang mengutamakan kepraktisan dan gaya.
Pada tahun 1997, Vaio mengenalkan seri SXP,
yang ditargetkan untuk profesional dengan fitur canggih seperti prosesor Intel
Pentium M dan layar beresolusi tinggi. Keduanya sukses di pasaran dan membantu
Vaio menjadi merek terkemuka. Tahun 2000, Vaio meluncurkan seri VAIO P,
komputer sangat tipis dengan layar sentuh, menambah daftar inovasi Vaio.
Namun, penjualan Vaio menurun mulai tahun
2006 karena persaingan yang ketat dan pergeseran ke perangkat mobile. Kerugian
finansial yang dialami Sony mencapai 4,5 miliar dolar AS pada tahun 2013.
Pada tahun 2014, Sony menjual bisnis PC
Vaio ke Japan Industrial Partners untuk meminimalkan kerugian. Meskipun masih
beroperasi, Vaio tidak kembali ke popularitas sebelumnya dan pada tahun 2023
hanya memiliki 2,5% pangsa pasar komputer pribadi di Jepang.
Bisnis PC Vaio yang dilepas oleh Sony
ternyata juga punya sejarah unik yang melibatkan Apple dan pendirinya, Steve
Jobs. Nobuyuki Hayashi, seorang penulis lepas dari Jepang yang sudah lebih dari
dua puluh tahun melaporkan tentang Apple – seperti dikutip The Verge – mengungkapkan
cerita tentang ketertarikan Jpbs pada Vaio.
Merujuk keterangan Kunitake Ando, eks
presiden Sony, Hayashi menceritakan sebuah pertemuan yang diadakannya dengan
Jobs di Hawaii pada tahun 2001.
Setelah bermain golf bersama eksekutif Sony
lainnya, kata Ando, "Steve Jobs dan seorang eksekutif Apple lainnya
menunggu kami di akhir lapangan golf dengan memegang VAIO yang menjalankan Mac
OS."
Tahun 1997, Jobs menutup bisnis
"klon" Mac. Jobs menutup bisnis "kloning" Macintosh yang
melisensi sistem operasi Apple untuk dipakai di komputer buatan perusahaan
lain. Jobs menilai bisnis ini merusak ekosistem dan brand Mac. Seluruh produsen
komputer selain Apple pun tak boleh memakai Mac OS lagi, “kecuali Sony Vaio”.
Menurut Ando, ini karena Jobs mengagumi lini notebook Vaio sehingga
"bersedia membuat pengecualian".
Namun, waktunya tidak tepat. Saat itu penjualan
laptop berbasis Windows perusahaan baru saja mulai meningkat. Negosiasi antara
Sony dan Apple tidak mencapai titik temu karena sebagian besar managemen Sony
lebih memilih Windows sebagai basis OS nya, gagal membuahkan kolaborasi laptop
Vaio dan Mac OS.
Keputusan ini menunjukkan bagaimana
preferensi manajemen dan kondisi pasar saat itu dapat mengarah pada kesempatan
yang hilang. Steve Jobs, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Sony dan
mengagumi Akio Morita, bahkan menggunakan laptop Vaio untuk pengujian selama
transisi Apple dari hardware berbasis PowerPC ke prosesor Intel.
Jika saja Sony memilih untuk
"mengizinkan" Vaio menggunakan Mac OS, mungkin nasib Vaio akan sangat
berbeda, menjadi produk yang tetap relevan dan bersaing di pasar bersama
produk-produk Apple.
Cerita ini menekankan bahwa keputusan
bisnis yang dibuat bukanlah berdasarkan keuntungan atau manfaat jangka pendek,
melainkan visi jangka panjang dan keberanian untuk membuat atau memilih
keputusan.
Walaupun upaya kolaborasi antara Sony Vaio
dan Mac OS akhirnya tidak terwujud, pengalaman ini tetap menyisakan pelajaran
penting tentang nilai inovasi dan pentingnya membina kemitraan strategis.
Di tengah dinamika bisnis yang terus
berubah dengan cepat, keberanian untuk mengeksplorasi kolaborasi baru dan
mengambil risiko menjadi faktor penting dalam memastikan sebuah merek tetap
relevan dan berhasil.
Sumber:
https://www.theverge.com/2014/2/5/5380832/sony-vaio-apple-os-x-steve-jobs-meeting-report
Tidak ada komentar:
Posting Komentar